2. Reuse (Menggunakan Kembali)
Ada beberapa jenis barang yang tidak digunakan karena pemilik membeli barang baru, walaupun sebenarnya barang tersebut masih dapat berfungsi. Reuse adalah  menggunakan kembali barang yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.
3. Recycle (Mendaur ulang)
Sampah anorganik didaur ulang secara kreatif menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Misalnya botol plastik, kertas bekas, karton, kaleng bekas, diubah menjadi cendera mata, pot bunga, dll.
Pengelolaan sampah harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar berjalan efektif dan memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, dan dengan melibatkan seluruh warga masyarakat.
Kesadaran mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat harus terus giat disosialisasikan. Gerakan mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat itu dimulai dari kebersihan diri sendiri, dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal masing-masing
Sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya sampah khususnya sampah plastik bagi kesehatan dan kelangsungan hidup tidak saja menjadi tanggung jawab dinas / lembaga terkait tapi juga dengan mengajak warga masyarakat berperan serta melakukan kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga baik secara perorangan, melalui komunitas pecinta lingkungan, melalui lembaga swadaya masyarakat, maupun melalui bank sampah.
Sebagai contoh, adalah kegiatan yang dilakukan oleh Bank Sampah Srayan Makarya yang beralamat di Jl. G. Wilis No. 25 RT 01 RW 02 Bobosan Purwokerto, Kabupaten Jawa Tengah. Â Â
Bank sampah ini mendorong dan melibatkan warga masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah. Metodenya adalah dengan cara mencatat para penyetor sampah sebagai nasabah, untuk kemudian setiap sampah yang disetorkan langsung dicatat nilai nominal rupiahnya di buku tabungan nasabah. Nasabah dapat memilih jenis bank dikehendaki.Â
Adapun lembaga keuangan yang sudah bekerjasama dengan bank sampah yang dipimpin oleh Bp. Supriyanto ini yaitu PT Pegadaian, Bank BNI, Bank BPR BKK Purwokerto, dan Forum Komunikasi Industri  Jasa Keuangan (FKlJK).
"Selain melakukan kegiatan pemilahan / daur ulang sampah, bank sampah ini juga aktif bergerak melakukan edukasi pengelolaan sampah di lingkungan setempat, melakukan edukasi daur ulang sampah, dan memanfaatkan barang bekas menjadi cenderamata yang sekaligus memberi nilai ekonomis pada benda-benda yang sudah tidak terpakai," kata Ibu Suciatin salah seorang pengurus bank sampah tersebut.
Seperti yang dilakukan pada hari Minggu tanggal 8 November lalu, Bank Sampah Srayan Makarya mengadakan pelatihan membuat corak / motif pada kain menggunakan bahan dari daun dan bunga di sekitar rumah, melalui metode yang disebut dengan ecoprint. Â
Ecoprint terbentuk dari kata eco (asal kata: ekosistem) dan print yang artinya mencetak. Hadir sebagai narasumber yaitu Ibu Suni dari lembaga penyelenggara eduwisata "Bruwun Alas".