Pemerintah juga telah menetapkan tanggal 7 November sebagai Hari Wayang Nasional dengan Keppres No. 30 / Tahun 2018.
Berakar dari budaya masyarakat Indonesia, kesenian tersebut telah dipertunjukkan di desa-desa hingga kota-kota dan istana kerajaan sejak ratusan tahun yang lalu. dan tetap hidup hingga saat ini.
Menjaga Kelestarian Wayang
Dalam rangka hari wayang sedunia yang jatuh pada tanggal 7 November tahun ini Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas telah mengadakan Festival Dalang Cilik se-Kabupaten Banyumas di Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto, pada hari Rabu 4 November 2020. Festival ini diikuti 7 peserta usia 12-15 tahun.
Kegiatan ini, menurut Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Banyumas Bp. Sriyono, adalah sebagai ajang kompetisi yang digelar setiap tahun sebagai suatu upaya menjaga kelestarian wayang khususnya seni pedalangan, dan juga untuk memotivasi dan menjaring generasi muda yang berbakat dan berprestasi.
Pada ajang kompetisi tahunan ini Zaki Rifai siswa SMP Negeri 4 dari Kecamatan Sumbang berhasil meraih juara 1. Ia belajar mendalang sejak masih kecil dari kakeknya Bp. Sukirwan Hadiwahyono yang juga seorang dalang.
Saya berkesempatan mewawancarai langsung Zaki Rifai dan beberapa dalang cilik lainnya seusai mereka menerima penghargaan, sertifikat dan uang pembinaan dari panitia. Selain itu, saya juga sempat mewawancarai Bp. Agus Widodo kepala sekolah tempat Zaki Rifai belajar, Bp. Sukirwan Hadiwahyono kakek Zaki Rifai, dan Bp. Sriyono ketua Pepadi Banyumas. Berikut ini video wawancara saya selengkapnya.
Dan berikut ini adalah video rekaman aksi Narendra Jalal Arkan, siswa kelas IV SD Kedunguter Kabupaten Banyumas, satu dari tujuh dalang cilik yang tampil pada Festival Dalang Cilik Se-Kabupaten Banyumas. Pada kesempatan ini ia tampil dengan cerita berjudul Wirata Parwa.Â
Kita bersyukur karena ternyata masih banyak generasi muda Indonesia yang mencintai seni budaya bangsa dan memiliki komitmen untuk menjaga kelestariannya.