Aku masih hidup.
"Bisiknya dalam hati."
Setidaknya kata itu memberi arti tersendiri sebagai pembangkit semangat di dalam jiwanya.
Malam ini Sang gadis bangun lagi.
Dia kembali merenung tentang keterpurukan yang beberapa bulan ini dia alami.
Akhir-akhir ini dia sering menyendiri untuk merenungi keadaan dirinya.
Merenung untuk menarik pelajaran dari kisah masa lalu yang sudah terpendam lama.
Mencoba membangkitkannya kembali untuk mengambil dari hikmah yang tersimpan di dalamnya.
Sang gadis mulai menulis dan berdiskusi.
Lalu dia bertanya pada dirinya sendiri.
"Apa sebenarnya hikmah dari semua keterpurukanku ini?"
"Apakah ini sebuah peringatan? Agar diriku lebih baik dalam menata laku dan diri?"
"Apakah ini sebuah hadiah dari Sang Maha Kuasa sebagai sarana kebangkitan jiwa yang aku rindukan selama ini?"
"Apakah ini sebagai sarana untuk mengeluarkan seluruh potensi dalam diri?"
"Apakah ini sebagai bentuk kasih sayang dari-Nya yang dibalut dengan keadaan yang terlihat tidak nyaman dipandang mata raga ini?
Sejenak dia menghentikan tulisannya.
Dia mulai menata keyakinannya kembali.
Dia masih yakin bahwa segala bentuk keterpurukan yang dialaminya pasti ada kunci untuk menemukan jalan keluarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H