Seketika kami berdiri dan menjawabnya dengan lantang "siap kak!". Aku dan Ani sibuk merapikan semua perlengkapan dan seragam yang harus kami kenakan. Pakaian lapangan yang telah ditentukan beserta syal dan juga topi.
Lalu barang-barang yang akan kami bawa, yaitu tas ransel berukuran besar. ya, Aku hanya membawa satu barang saja, tas ransel. tapi, jangan salah! isi dari tas ransel ini sudah dapat mengcover semua kebutuhanku untuk berkemah. Mamaku membantuku melakukan packing untuk persiapan berkemah.Â
Isi tas ranselku ada alat tulis, satu stel pakaian ganti, jaket, piring dan gelas plastik, obat-obatan, mie instan, handuk kecil, senter, dan beberapa cemilan. Di Pinggiran ransel disematkan gulungan matras kecil untuk tidur, dan pinggiran satunya tersimpan air mineral dalam botol yang besar. Sedangkan di tanganku menenteng kompor portable kecil, dan panci kecil yang juga ditenteng Ani yang merupakan peralatan kelompok.Â
Ani merupakan teman sekelompokku, juga 5 orang lainnya. Selain itu ada peralatan tenda kelompok juga yang dibawa teman lain secara bergantian. Penampilan seperti ini benar-benar memperlihatkan kami sebagai sekelompok pecinta alam yang berjalan beriringan. Sungguh membuatku bersemangat!
Oya, Aku belum cerita, hari ini adalah puncak dari kegiatan perekrutan yaitu berkemah di gunung Ciremai! yang sebelumnya diawali dengan berjalan kaki menyusuri rute yang telah ditentukan panitia. Mendengar dari penuturan para panitia mereka menyebutnya 'Hiking'. Inilah yang membuatku merasa begitu senang! ya, hiking dan camping inilah yang menjadi alasanku bergabung di pecinta alam. Juga berhasil membuat Ani melihatku seperti orang yang tak waras. haha!
Siang ini matahari begitu terik, waktu menunjukan pukul 13.30 WIB. Kami berjalan beriringan membentuk satu barisan panjang yang sesekali diselingi panitia yang berlari bergantian mondar mandir memantau barisan agar tak putus dan memastikan tak ada peserta yang pingsan atau cedera. Aku melihat sendiri, para panitia yang terdiri dari kakak senior dan beberapa guru juga semuanya berjalan kaki. Mereka tampak tangguh, bersemangat dengan barang bawaan yang tak kalah berat dari yang kami bawa. Tapi mereka tetap menunjukan semangat dan berwibawa, sampai-sampai melihat mereka begitu mempesona seperti itu menjadikanku juga semakin bersemangat. Apalagi kami sebagai peserta, tentunya harus menunjukan sikap yang meyakinkan bukan? bagaimana jadinya jika kami berbuat lemah, atau pingsan? huft, membayangkannya saja Aku tak mau, karena setiap apa yang kami lakukan dalam kegiatan ini tentunya akan menjadi penilaian untuk kelulusan kami menjadi anggota pecinta alam.
Kami berjalan tanpa waktu istirahat. Hanya boleh sesekali berjongkok untuk minum, atau duduk sebentar selagi menunggu barisan di belakang yang tertinggal. Atau jika kami beruntung tak menemukan panitia, kami bisa duduk lebih lama selagi beberapa peserta lain melewati kami. Tujuan kami yaitu perkemahan atas pajambon yang sudah termasuk ke dalam taman nasional gunung ciremai. Jarak yang kami tempuh dari titik awal di sekolahku berkisar 8,3 km ditempuh dengan berjalan kaki, dengan durasi waktu kurang lebih 2 jam 40 menit.Â
"Kamu ga sholat Nis?" tanya Ani kepadaku. "Engga ni, cape banget nih rasanya kalau lagi menstruasi tuh ya", Jawabku sekenanya. "oh, lagi mens..tapi ga keliatan tuh lemes. Dari tadi jalan kaki menerobos terus..udah kayak tukang ojek. Hehehehe" celetuk Ani menimpali. "Yaelah Ni, namanya juga pengen lulus ya kan...?masa lemes sih. Aku ga mau sampe keliatan panitia, nanti namaku dicoret. Hihihi.." balasku juga sekenanya. Saat sedang berbincang, dari kejauhan terdengar suara peluit berbunyi "prri iiiiiit....!" kakak panitia memberikan instruksi bahwa pendirian tenda dibatas sampai maksimal 10 menit lagi. Seketika semua peserta teriak begitu juga Aku dan Ani, lalu kami bergegas menyelesaikan sisa tugas kami.Â
Sisa waktu setelah mendirikan tenda, kami dihimbau untuk memasak untuk makan malam kelompok dan bersih-bersih alakadarnya. Setelah sebelumnya semua ketua kelompok dikumpulkan. Sisa waktu ini tidaklah banyak, karena sudah mepet dengan kegiatan sholat magrib berjamaah. Maka dengan terburu-buru kelompok kami menyantap makanan yang telah kami buat dengan sembarangan. ya, membuat nasi liwet, serta bawang goreng pedas, dan remahan rempeyek yang dibawa salah satu teman kelompok kami, karena sore ini kami tidak diperbolehkan memakan mie instan.
Waktu menunjukan pukul 18. 05 terdengar semilir kecil suara adzan berkumandang dari desa dibawah kaki gunung yang dari tempat kami mulai terlihat pemandangan lampu berkilau dengan atap-atap rumah yang berdempetan. Juga lantunan adzan yang terdengar nyaring dari ringtone ponsel salah satu kakak pembina kami. Aku menikmati suasana syahdu suara adzan di pegunungan ini, rasanya tak pelak ingin memejamkan mata meresapi hati yang terasa khidmat. Mengagumi kebesaran-Nya, dibalik kondisi yang serba terbatas, di hadapan ciptaan-Nya yang begitu besar ini, rasanya diri ini hanya setitik noda saja dalam bentangan semesta ciptaan-Nya. Ku hembuskan nafas berulang kali ingin menciptakan ketenangan, sampai terkaget Aku hampir melonjak saat Ani menepuk pundakku dari pinggir, "hey, cepetan kumpul, ngapain sih diem aja. Tuh yang lain semua udah di lapangan, katanya yang menstruasi juga ikut kumpul deket yang sholat. ayo kesana!". Aku yang terkaget langsung mengangguk tanpa berkata-kata. Â