Mohon tunggu...
trimanto ngaderi
trimanto ngaderi Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Pendamping Sosial diKementerian Sosial RI;

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Sambo Membuat Skenario, Allah pun Membuat "Super-Skenario"

5 Desember 2022   13:00 Diperbarui: 5 Desember 2022   13:09 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://news.detik.com

SAMBO MEMBUAT SKENARIO, ALLAH PUN MEMBUAT "SUPER-SKENARIO"

Wa makar wa makarallh, wallhu khairul-mkirn (Dan mereka membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya) -- Q.S. Ali Imran: 54

*****

Kita tahu bersama bahwa Ferdy Sambo membuat skenario (rekayasa) sedemikian rupa agar kejahatan yang dilakukannya tidak terbongkar dan tertutup selamanya. Dengan keahlian dan pengalamannya dalam menangangi kasus tindak pidana, baik yang dilakukan oleh masyarakat sipil maupun di internal Polri sendiri, ia mencoba mengarang cerita dan berupaya sekuat tenaga untuk meyakinkan publik bahwa telah terjadi aksi tembak-menembak dan kekerasan seksual terhadap istrinya.

Namun, prediksi Sambo salah besar. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, skenario Sambo terpatahkan oleh pengakuan jujur dari Bharada Eliezer. Dari sinilah, titik terang dari peristiwa itu sedikit demi sedikit mulai terkuak. Penyelidikan dan penyidikan pun mulai dilakukan, hingga menjadikan Ferdy Sambo dkk sebagai Tersangka dan kini Terdakwa.

Allah Sebaik-baik Pembalas Makar

Skenario di sini bisa diibaratkan makar dalam terminologi Al Qur'an, yang diartikan sebagai tipu-daya. Sedangkan makar dalam Bahasa Indonesia sudah mengalami pembiasan makna, yaitu sebuah tindakan yang merongrong kedaulatan sebuah negara, seperti gerakan separatis, Gerakan Pengacau Keamanan (GPK), menjadi mata-mata asing, dan semacamnya.

Menurut beberapa tafsir, pengertian makar dalam ayat di atas yaitu sebuah tipu-daya yang dilakukan oleh Bani Israil untuk membunuh nabi mereka, Isa al Masih. Adapun contoh makar lain di antaranya kisah skenario pembunuhan Yusuf oleh saudara-saudaranya, kisah skenario tukang sihir Fir'aun yang bisa menciptakan ular-ular raksasa, kisah skenario Samiri membuat patung anak sapi dalam rangka menyesatkan iman Bani Israil , rekayasa orang-orang kafir Quraisy dalam menentang dakwah Rasulullah, dan lain-lain.

Sedangkan skenario terbaru saat ini adalah skenario Sambo. Sepertinya Allah tidak ingin sebuah kejahatan terkubur. Sejatinya Allah tak mau sebuah keadilan ternodai. Seberapa pun rapinya ia mencoba untuk menutupi tindak kejahatannya, pelan tapi pasti terbongkar juga. Secanggih apapun upayanya dalam menghilangkan barang bukti, pada akhirnya sedikit demi sedikit terkuak pula.

Dengan kedudukan dan jabatannya, Sambo hendak memperdaya para staf dan anggota di bawahnya. Dengan kuasa dan kewenangannya, ia hendak merekayasa sebuah peristiwa sesuai dengan kehendak dan rencananya. Laksana ia hendak membungkus daging busuk dengan plastik yang bagus dan menarik. Bak dia hendak menaruh suatu kotoran di dalam bejana emas yang indah.

Kalau dahulu kala, para saudara Yusuf mengira bahwa ayah mereka (Nabi Ya'qub) akan percaya dengan skenario mereka bahwa Yusuf telah mati dimakan serigala dengan bukti baju Yusuf yang telah terkoyak-koyak dan berlumuran darah. Puluhan tahun lamanya "kematian" Yusuf menjadi misteri dan tanya tanya besar bagi Ya'qub dan penduduk Kan'an (Palestina). Akhirnya , Allah membuka tabir misteri ini dengan mempertemukan Ya'qub dengan Yusuf yang saat telah menjadi pembesar di kerajaan Mesir kuno.

Demikian halnya skenario para tukang sihir Fir'aun yang "mampu" menciptakan ular-ular raksana di hadapan Musa dan Harun. Tujuan para tukang sihir ini adalah ingin menunjukkan bahwa Fir'aun itu punya kuasa dan kekuatan yang hebat dibandingkan kuasa dari Tuhannya Musa. Seketika itu juga, Tuhan Musa menunjukkan kuasanya, yaitu ular-ular para tukang sihir itu lenyap dimakan oleh tongkat milik Nabi Musa. Para tukang sihir dipermalukan oleh Allah di hadapan Fir'aun dan Musa. Akhirnya sebagian dari mereka menyatakan keimanannya, walau Fir'aun dan sebagian besar pembesar istana tetap dengan kekafirannya.

Begitu pula dengan kaum kafir Quraisy telah melakukan berbagai macam skenario dan rekayasa untuk menghentikan dakwah Islam yang dilakukan oleh Muhammad. Mulai dari menghinanya, menyebarkan berita bohong, memboikot, mengusir, menganiaya, menawarinya harta-benda dan emas permata, menawarinya kekuasaan (dijadikan raja), hingga beberapa kali hendak membunuhnya.

Namun yang terjadi justeru pengikut Muhammad semakin hari semakin bertambah banyak. Bahkan setelah berkuasa di Madinah, Muhammad dan para pengikutinya berhasil mengalahkan Mekah.

Sekedar Sebagai "Pembuka" Jalan

Kematian Brigadir Joshua memang harus diungkap dengan terang dan para pelakunya mendapatkan hukuman yang setimpal. Hukum harus ditegakkan. Keadilan haruslah dijunjung tinggi. Namun, sepertinya kematian Joshua hanyalah satu lembar dari sekian banyak lembaran-lembaran kasus yang melingkupinya. Ibarat sebuah buku, kematian Joshua adalah sampulnya, yang kelak akan membuka lembar demi lembar kasus-kasus lainnya yang selama ini belum terbongkar atau "sengaja" ditutup-tutupi juga.

Kita semua sudah tahu, terkait kasus Joshua, berbagai kasus lainnya satu demi satu mulai terkuak. Ada judi online, narkoba, persaingan pejabat tinggi (perang bintang), perselingkungan para pejabat, tambang ilegal, suap dan korupsi, Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), dan lain-lain.

Dengan kematian Joshua, mata rakyat Indonesia menjadi terbuka. Bahwa selama ini telah terjadi kebrobokan moral di tubuh Polri oleh oknum-oknum yang begitu serakah dan haus kekuasaan. Hukum yang seharusnya ditegakkan justeru dilecehkan oleh para (oknum) penegak hukum itu sendiri. Keadilan yang semestinya dijunjung tinggi malahan diperkosa sedemikian rupa oleh mereka yang memutus perkara secara tidak adil karena tergiur oleh uang dan imbalan lainnya.

Akhir kata, semoga keadilan dan penegakan hukum di Indonesia bisa menjadi sebuah kenyataan, bukan sekedar harapan apalagi impian semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun