SAMBO MEMBUAT SKENARIO, ALLAH PUN MEMBUAT "SUPER-SKENARIO"
Wa makar wa makarallh, wallhu khairul-mkirn (Dan mereka membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya) -- Q.S. Ali Imran: 54
*****
Kita tahu bersama bahwa Ferdy Sambo membuat skenario (rekayasa) sedemikian rupa agar kejahatan yang dilakukannya tidak terbongkar dan tertutup selamanya. Dengan keahlian dan pengalamannya dalam menangangi kasus tindak pidana, baik yang dilakukan oleh masyarakat sipil maupun di internal Polri sendiri, ia mencoba mengarang cerita dan berupaya sekuat tenaga untuk meyakinkan publik bahwa telah terjadi aksi tembak-menembak dan kekerasan seksual terhadap istrinya.
Namun, prediksi Sambo salah besar. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, skenario Sambo terpatahkan oleh pengakuan jujur dari Bharada Eliezer. Dari sinilah, titik terang dari peristiwa itu sedikit demi sedikit mulai terkuak. Penyelidikan dan penyidikan pun mulai dilakukan, hingga menjadikan Ferdy Sambo dkk sebagai Tersangka dan kini Terdakwa.
Allah Sebaik-baik Pembalas Makar
Skenario di sini bisa diibaratkan makar dalam terminologi Al Qur'an, yang diartikan sebagai tipu-daya. Sedangkan makar dalam Bahasa Indonesia sudah mengalami pembiasan makna, yaitu sebuah tindakan yang merongrong kedaulatan sebuah negara, seperti gerakan separatis, Gerakan Pengacau Keamanan (GPK), menjadi mata-mata asing, dan semacamnya.
Menurut beberapa tafsir, pengertian makar dalam ayat di atas yaitu sebuah tipu-daya yang dilakukan oleh Bani Israil untuk membunuh nabi mereka, Isa al Masih. Adapun contoh makar lain di antaranya kisah skenario pembunuhan Yusuf oleh saudara-saudaranya, kisah skenario tukang sihir Fir'aun yang bisa menciptakan ular-ular raksasa, kisah skenario Samiri membuat patung anak sapi dalam rangka menyesatkan iman Bani Israil , rekayasa orang-orang kafir Quraisy dalam menentang dakwah Rasulullah, dan lain-lain.
Sedangkan skenario terbaru saat ini adalah skenario Sambo. Sepertinya Allah tidak ingin sebuah kejahatan terkubur. Sejatinya Allah tak mau sebuah keadilan ternodai. Seberapa pun rapinya ia mencoba untuk menutupi tindak kejahatannya, pelan tapi pasti terbongkar juga. Secanggih apapun upayanya dalam menghilangkan barang bukti, pada akhirnya sedikit demi sedikit terkuak pula.
Dengan kedudukan dan jabatannya, Sambo hendak memperdaya para staf dan anggota di bawahnya. Dengan kuasa dan kewenangannya, ia hendak merekayasa sebuah peristiwa sesuai dengan kehendak dan rencananya. Laksana ia hendak membungkus daging busuk dengan plastik yang bagus dan menarik. Bak dia hendak menaruh suatu kotoran di dalam bejana emas yang indah.