Menurut beberapa pengakuan, ada seorang gay yang selain melayani sesama jenis, ia juga melayani orang normal (straight). Bahkan dia mengaku pernah melayani seorang pilot yang punya empat istri. Yang menarik, ada seorang ayah yang gay meraba-raba anak tirinya yang lelaki.Â
Lebih heboh lagi, ada yang pernah diminta melayani seorang perempuan muda yang terkena stroke, sudah lama dirawat di RS dan tubuhnya kurus hingga tinggal tulang. Dan masih banyak lagi.
Pengakuan berikutnya adalah menjadi simpanan. Biasanya kita hanya mengenal istri simpanan. Di sini beda lagi. Cerita seorang gay yang menjadi simpanan koko-koko cukup banyak. Konon, para koko ini biarpun sudah punya anak-istri, biasanya memiliki simpanan lelaki muda.Â
Perlakuan si koko terhadap simpanannya layaknya kepada istrinya sendiri. Ia rela memberikan "nafkah" bulanan yang lumayan besar, termasuk memberikan berbagai fasilitas seperti apartemen/rumah, kendaraan, handphone, dan berbagai kebutuhan lainnya.
Seks Tanpa Gender
Dari berbagai pengakuan di atas, satu hal yang ingin saya garisbawahi adalah kini hubungan seks tidak hanya berlaku bagi pasangan yang berbeda jenis, akan tetapi berlaku juga bagi pasangan yang sesama jenis, termasuk varian di antara keduanya. Seks tak lagi mengenal jenis kelamin (gender), yang penting suka sama suka, yang penting mau sama mau. Ibarat kata, "kamu mau bayar, aku siap melakukan apapun yang kamu minta".
Kalau tadinya kita berpikir dan meyakini bahwa secara kodrati gender itu hanya ada dua macam, yaitu laki-laki dan perempuan, pun hubungan intim hanya terjadi antara keduanya. Namun, kini kita tidak bisa memungkiri realita bahwa hubungan seks bisa dilakukan oleh beda jenis, sesama jenis, dan varian keduanya.Â
Sekiranya hubungan sesama jenis masih bisa kita maklumi, jenis seks tanpa gender tersebut sepertinya lebih kepada faktor uang (materi), sekalipun sebenarnya hati nurani mereka menolaknya.
Â
Kemudahan Teknologi
Kalau dulu untuk melakukan kencan harus mendatangi tempat lokalisasi. Atau para Pekerja Seks Komersial (PSK) mesti nampang di dekat terminal bus, stasiun KA, atau trotoar jalan protokol. Kemudian di era internet, transaksi kencan dilakukan melalui fitur chatting MIRC, YM, Skype, dll. Selanjutnya diikuti era pager dan handphone dengan fitur sederhana (call, SMS).