Mohon tunggu...
trimanto ngaderi
trimanto ngaderi Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Pendamping Sosial diKementerian Sosial RI;

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Belajar dari Umat Nabi Musa

29 April 2022   06:27 Diperbarui: 30 April 2022   06:21 21737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: https://islampos.com

Sifat keras kepala dari Bani Israil berlangsung sejak zaman Musa hingga nabi terakhir mereka, yaitu Isa bin Maryam. Belum puas setelah membunuh Nabi Zakariya dan Nabi Yahya, mereka pun berniat membunuh Nabi Isa. 

Kedengkian mereka kepada Isa membuat mereka melakukan konspirasi dengan penguasa Romawi saat itu, hingga terjadilah peristiwa penyaliban (menurut versi Islam, yang disalib bukanlah Nabi Isa, melainkan orang yang diserupakan dengannya).

source: https://islampos.com
source: https://islampos.com
Kondisi Umat Nabi Muhammad SAW

Sekalipun Nabi Muhammad juga memiliki mukjizat, namun tak sebanyak dan semenakjubkan mukjizat para nabi sebelumnya. Justru mukjizat terbesar rasul terkhir ini adalah kitab suci Al Qur'an, yang diperuntukkan tidak hanya kepada umat atau kaum tertentu, tidak hanya khusus kepada bangsa Arab; tapi kepada seluruh umat manusia. Mukjizat Nabi Muhammad pun tidak dilihat oleh umatnya secara massal. Yang melihat mukjizat itu hanya sedikit orang, atau orang-orang tertentu saja.

Uniknya, mereka yang hidup setelah Nabi Muhammad wafat, termasuk kita yang hidup saat ini, tidak pernah bertemu dengan Nabi dan tidak pernah pula melihat mukjizat beliau. Tapi kita bisa mempercayai Allah dan Muhammad, patuh dan taat pada perintahnya, tanpa perlu bukti nyata dan langsung seperti yang diberikan kepada umat Nabi Musa.

15 abad telah berlalu. Kita tetap teguh pada keimanan kita. Untuk percaya kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad, kita tak perlu melihat sosok nabi secara langsung, kita tak perlu menyaksikan mukjizat beliau secara kasat mata. Kita hanya perlu menerima agama ini dengan akal kita, dengan hati kita.

Sekalipun di antara kita ada yang belum percaya kepada Islam, namun hati mereka tak sekeras seperti umat Musa, mereka pun tak sampai ingin membunuh para ulama (sebagai pewaris para nabi). Bahkan, umat Muhammad belum pernah ada yang menerima azab dari Allah, sekalipun mereka belum beriman.

Semoga kisah-kisah umat terdahulu bisa kita petik pelajaran dan bisa kita ambil hikmahnya. Semoga pula kita senantiasa berada di jalan kebenaran. Menaati dan mencintai Allah dan RasulNya. Menjadi khairu ummat (umat terbaik) dibanding umat-umat terdahulu. Insya Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun