MENGAPA BERBISNIS DI BIDANG PARIWISATA?
Bisnis dalam bidang pariwisata adalah bisnis yang cukup menjanjikan. Apalagi di negeri Nusantara ini yang kaya akan sumber daya alam, baik berupa gunung, danau, hutan, sungai, pantai, laut, flora dan fauna, termasuk juga peninggalan sejarah seperti candi, makam, tempat ibadah, istana atau keraton, dan sebagainya.Â
Ditambah lagi kekayaan akan sumber daya manusia yang meliputi adat-istiadat, seni dan budaya, serta berbagai produk yang dihasilkan oleh manusia berupa kerajinan, makanan tradisional, kain tenun, kain batik, dan lain-lain.
Dan kini, tempat-tempat wisata baru tumbuh bak cendawan di musim penghujan. Salah satu faktornya adalah perkembangan media sosial dari smartphone, khususnya Instagram.Â
Para generasi milenial membutuhkan spot-spot foto yang instagramable. Sehingga mereka membutuhkan tempat wisata yang baru, yang unik, atau tempat wisata yang menyediakan spot foto selfie. Â
Berikut beberapa keuntungan berbisnis di bidang pariwista, yaitu:
Membuat orang senang
Hal ini sudah barang tentu. Tujuan utama orang berwisata adalah untuk bersenang-senang, refreshing, santai, gembira. Senang dengan berbagai fasilitas yang tersedia, senang dengan nuansa alam atau nuansa buatan, termasuk bagi kawula muda, senang bisa berselfie ria.
  Margin besar
Margin terbesar didapat dari penjualan tiket masuk. Apalagi obyek wisata yang menerapkan tiket paket. Selain itu, berasal dari penjualan makanan dan minuman yang harganya bisa 2-3x lipat dari harga normal.
Modal tidak terlalu besar
Berbisnis di bidang ini tidak harus bermodal besar. Ambil contoh: wisata persawahan, sungai, kebun, hewan tertentu, desa wisata, wisata kuliner, dll.
Membuka banyak lowongan kerja
Sudah pastilah, kita akan butuh tenaga kerja. Apalagi kalau obyek wisata kita besar, pasti butuh karyawan yang banyak juga. Setidaknya kita ikut membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran hehehe... Secara Islam pun, memberi pekerjaan kepada orang lain termasuk amalan yang mulia.
Multiplier efeknya luar biasa
Kegiatan pariwisata dapat memacu timbulnya kegiatan lain, misalnya transportasi, perhotelan, bisnis makanan dan minuman, perbankan, bahkan manufaktur. Selain berefek pada kegiatan ekonomi, kegiatan pariwisata juga berdampak pada bidang sosial dan budaya.
Berdaya tahan lama (sustainable business)
Bisnis yang takkan lekang oleh zaman. Semakin hari orang semakin senang berwisata, terlebih bagi sebagian orang, wisata bukan lagi kebutuhan tersier melainkan kebutuhan sekunder. Tinggal pandai-pandainya pemilik wisata untuk beradaptasi dengan kebutuhan dan perubahan zaman.
Bankable
Dunia pariwisata cukup mudah mendapat pinjaman dana dari bank, terlebih bagi pelaku wisata yang sudah kredibel. Dana perbankan yang berputar di sektor pariwisata juga cukup besar.
Memicu kreativitas
Agar bisa bertahan lama, pelaku wisata dituntut untuk selalu memiliki kreativitas. Mampu menciptakan hal baru, nuansa baru, fasilitas baru yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Banyak supporter dan sponsor
Memiliki banyak dukungan baik dari perusahaan maupun pemerintah.
Mudah target marketnya
Boleh dikata, setiap orang senang berwisata. Jadi tidak perlu terlalu bersusah-payah dan membutuhkan dana besar untuk melakukan promosi dan pemasaran. Terlebih banyaknya orang berfoto selfie, telah membantu kegiatan promosi secara gratis dan massal.
Capital gain
Harga properti yang terus naik.
Tulisan ini hasil dari rangkuman saya mengikuti seminar pariwisata di sebuah hotel di Solo, Jawa Tengah.Â
Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI