Menerima dualitas adalah menyadari bahwa di dalam kesenangan ada kesusahan, di dalam kebahagiaan ada penderitaan, memiliki kebaikan juga memiliki keburukan, punya kelebihan juga punya kekurangan, siap untung juga siap rugi, adakalanya sehat adakalanya sakit, setelah muda akan menjadi tua, ada kehidupan pasti ada kematian.
 Lihatlah LAMPU
Kita tahu bukan, bagaimana sebuah lampu bisa menyala?
Lampu bisa menyala karena adanya pertemuan arus positif dan arus negatif. Penyatuan antara dualitas. Lampu tidak akan bisa menyala jika pertemuan arus positif dengan arus positif saja, atau arus negatif dengan arus negatif.
Ketika terjadi pertemuan antara arus positif dan arus negatif, maka menghasilkan cahaya. Cahaya yang bisa menerangi kegelapan. Cahaya yang bisa menunjukkan dunia secara lebih jelas dan nyata. Bahkan pertemuan dua arus itu menghasilkan banyak manfaat bagi manusia: listrik, mesin, kendaraan, perangkat elektronik, dan berbagai industri lainnya.
Demikian halnya manusia, jika mampu memadukan antara yang positif dan yang negatif, baik dan buruk, bahagia dan derita, senang dan susah -- secara harmonis dan seimbang -- maka manusia akan menemukan kebahagiaan, kedamaian, dan keselarasan. Manusia akan dapat menemukan dirinya yang sejati.
Sumber:
Ajahn Chah, A Tree in A Forest, Karaniya, Jakarta, Juli 2012.
Ajahn Brahm, Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya, Awareness Publication, 2012.
Ceramah Ust. Syaiful Karim di Youtube.