2. Paradigma Lama
Sebagian KPM masih mempertahankan pola pikir lama, padahal hal itu sudah tidak relevan lagi, tidak produktif lagi. Beberapa ungkapan, keyakinan, kepercayaan, asumsi, tradisi dll dari nenek-moyang masih digenggam erat. Sepertinya semua itu sudah merupakan barang baku dan mati, yang tidak mungkin lagi diubah atau diganti.
Orang tipe seperti itu biasanya sulit untuk berubah, sulit untuk menerima hal-hal baru. Segala yang ia yakini sudah mendarah-daging. Ciri-cirinya di antaranya: ngeyel, merasa benar sendiri, memaksakan kehendak, mau memang sendiri, tertutup, tidak demokratis, dst.
3. Berpikir Instan
Sebenarnya KPM itu ingin sekali berubah hidupnya. Misalnya ingin punya rumah yang lebih bagus, kendaraan yang lebih baik, punya usaha, menjadi orang sukses (kaya), dll. Tapi sayangnya, cita-cita itu hanya sebatas angan. Mengapa?
Kalau kita motivasi untuk lebih rajin bekerja, mereka masih enggan. Kalau kita ajak untuk memiliki keterampilan tertentu, masih pikir-pikir. Kalau kita ajak untuk merintis usaha, alasannya tidak punya modal. Tapi kalau diajak untuk gemar menabung, juga susah.
Mereka mengira, orang-orang yang sukses (kaya) itu ada dengan sendirinya, mereka langsung melihat hasil saat ini dan lupa akan proses menjadi sukses. Sebagian lagi mengira, kesuksesan (kekayaan) adalah faktor keberuntungan semata.
4. Kendala-kendala lainnya
Itulah beberapa kendala yang dialami Pendamping ketika melakukan pemberdayaan sosial. Tentunya, setiap Pendamping punya kendala yang spesifik. Namun di sisi lain, kita tidak dapat memungkiri bahwa masih ada KPM yang benar-benar siap untuk diberdayakan (siap untuk berubah), tapi sayang KPM seperti ini jumlahnya cukup sedikit.
Akhir kata, sekalipun dalam pemberdayaan kita banyak sekali menemukan kendala-kendala, mari kita tetap bersemangat, istiqamah, dan  pantang berputus asa.
Boyolali, 6 Juni 2021