Mohon tunggu...
Tri KresnaWijaya
Tri KresnaWijaya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya mahasiswa UIN BANTEN semester 1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Awal Kedatangan Islam di Indonesia

29 November 2023   00:17 Diperbarui: 30 November 2023   08:17 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam dgn dosen pengampu Dr.H.Syaeful Bahri, S.Ag, MM, CHCM.

Pedagang Muslim dari Arab, Persia, dan India datang ke Indonesia untuk berdagang pada abad ke-7 Masehi. Para pedagang ini tidak hanya berdagang, tetapi mereka juga mengajarkan Islam kepada orang-orang India yang pada saat itu masih menganut agama Hindu dan Buddha.

Jalur perdagangan adalah cara yang digunakan para pendakwah Islam untuk menyebarkan ajaran Islam di Indonesia. Para pedagang Muslim dari Arab, Persia, dan India datang ke Indonesia untuk berdagang dan menyebarkan ajaran Islam karena Indonesia berada di jalur perdagangan internasional.

Selain jalur perdagangan, Islam juga masuk ke Indonesia melalui pernikahan antara pedagang Arab dan penduduk lokal. Para pedagang Arab ini berkembang menjadi penduduk asli di pesisir pantai Sumatera dan melakukan pernikahan dengan orang-orang lokal, yang mengakibatkan penyebaran agama Islam di Nusantara.

Selain itu, ada teori yang mengatakan bahwa agama Islam pertama kali datang ke Indonesia dari Persia (sekarang Iran). Menurut teori ini, orang Arab pertama kali datang ke Indonesia, dan kemudian diikuti oleh Persia dan Gujarat. Sebelum abad pertama hijriyah, Islam masuk ke Indonesia.

Islam tumbuh menjadi agama yang kuat di Indonesia. Salah satunya adalah pembentukan Kesultanan Peureulak, yang merupakan kesultanan Islam pertama di Indonesia, pada tahun 839 Masehi. Aceh juga merupakan tempat pertama orang Indonesia menganut agama Islam dan mendirikan kerajaan Islam pertama.

Oleh karena itu, Islam masuk ke Indonesia melalui berbagai jalan, seperti pernikahan dan perdagangan antara pedagang Arab dengan orang-orang lokal. Setelah itu, Islam berkembang menjadi agama yang kuat di Indonesia, membentuk kerajaan Islam, dan memiliki dampak pada budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia.

Teori Kedatangan Islam di Nusantara

1. Teori Gujarat

Teori ini menyatakan bahwa ideologi tiga alasan pertama berasal dari Gujarat pada abad ke-15, karena sebagian besar mazhab Gujarat menganut mazhab Syafii. Penyebaran Islam di Asia Tenggara dikaitkan dengan jatuhnya Bagdad (Kerajaan Abbasiyah) yang diserang oleh Hulagu Khan pada tahun 1258. Serangan ini menyebarkan Islam dari Bagdad ke Gujarat dan lebih jauh lagi ke nusantara. Hal ini terlihat dari pola auranya yang yatim piatu. Alasan ketiga untuk keberadaan nisan tersebut berkaitan dengan faktor arkeologi. Terdapat kesamaan antara batu nisan yang ditemukan di Gujarat dengan yang ditemukan di seluruh nusantara. Salah satu ilustrasi yang menonjol adalah kasus Bunu Sisu Raja Samudra Pusat, di mana Malikus Sholeh menunjukkan kemiripan dengan kedua Puulan di Gujarat.

Sudut pandang ini, yang mendapat dukungan dari para sarjana seperti Pijnapel, Snouck Hurgronje, Marisson, Viedke, Schrieke, dan prasasti di makam Fatimah binti Maimun di Len Gresik yang berasal dari tahun 1682, menarik kesejajaran antara praktik yang dipertanyakan dengan asan yang diamati di Benggala dan Gujarat.

2. Teori Cina

Teori Cina Menurut teori ini Islam datang melalui barat Nusantara dan china berbarengan dengan jalur perdangan pada abad ke 7 dan 8 manchi. Ke Chu di Canton (Guanzhou) pada pemerintahan Tai Tang semasa dinasti Tang (7-5) lalu ke Nusantara, Sumatera pada masa Sriwijaya, dan jawa berdasarkan utusan raja arah berima ta cheh ke kemjan Ho Ling (Keling/kallings) masa Barn shima

Data lain, tentang kedatangan Laksamana cheng ho (aheng he) yang melakukan ekspedisi maritim selama 48tulum (1405-4408). Dengan kekuatan 6g kapal jung, 25000 prajurit. Beliau melakukan misi damat perjalan ke kerajaan kerajaan lam Nusantara, Singgah di pelabuhan pelabuhan Nusantara, Tuban (kelenteng sam poo long), semarang (kelenteng gedung bata) dan cirebon (jejak menara mercusuar). Pendaratan di pelabuhan jawa ini mereka beriteraksi, termasuk di dalamnya melakukan penyebaran agama Islam

3. Teori Arab

Menurut catatan sejarah, sepanjang abad ke-7, penyebaran Islam di nusantara terjadi melalui transmisi langsung dari jazirah Arab. Para pedagang yang berasal dari wilayah timur dan barat sering mengunjungi Selat Malaka. Kaum Muslim terlibat dalam perdagangan yang luas, terutama dalam pertukaran rempah-rempah, sekaligus menyebarkan keyakinan agama mereka. Menurut laporan dari Cina, telah diindikasikan bahwa ada kehadiran yang signifikan dari para pedagang ara di Selat Malaka selama abad ke-7. 

Buya Hamka adalah pendukung terkemuka dari sudut pandang ini. Menurut argumennya, kemungkinan besar orang-orang yang termasuk dalam kelompok Bani Umayyah adalah para pedagang yang datang. Negara kota Malaka mengalami peningkatan yang signifikan dalam kegiatan perdagangan dengan tiga kerajaan terkemuka. Tiga entitas sejarah yang sedang dibahas adalah dinasti Yang dari Tiongkok (abad ke-18 hingga sekarang), kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 hingga abad ke-14), dan dinasti Umayyah (660-749).

Tentang teori teori kedatangan ini, analisanya hanya sebatas pengaruh dan interaksi antara penduduk Nusantara dengan pedagang, Arab, Cina, India. Dan memang sulit menjelaskan secara rinci, misalnya dengan menyebut angka dan tahun. Karena umumnya kedatangan itu bergelombang, individu maupun kelompok. Misi pribadi atau pun misi Kerajaan

Agama dan Kekuatan Politik Masa Kolonialisme

Agama memainkan peran penting dalam kekuatan politik Indonesia selama kolonialisme. Pada tahun 1600-an, negara-negara Eropa, terutama Belanda, datang ke Indonesia dan mendirikan pemerintahan kolonial di sana.

Islam adalah salah satu agama yang memiliki pengaruh besar pada politik selama kolonialisme. Islam telah menjadi agama mayoritas di banyak wilayah Indonesia sejak abad ke-7 Masehi. Para ulama dan pemimpin Muslim berperan besar dalam menentang penjajahan Belanda selama periode kolonial.

Sarekat Islam (SI) dan Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang sangat penting dalam perjuangan melawan kolonialisme. Mereka berpengaruh dalam bidang agama dan sosial, ekonomi, dan politik. Keadilan sosial, kesejahteraan umum, dan kemerdekaan adalah tujuan perjuangan mereka.

Selain Islam, agama lain juga memengaruhi politik kolonial. Selain itu, agama Kristen, terutama Katolik, sangat berpengaruh terhadap politik. Gereja Katolik mendukung perjuangan untuk kemerdekaan serta hak-hak rakyat dan keadilan sosial.

Namun, kolonialisme juga mencoba untuk mengontrol agama dan memanfaatkannya untuk kepentingan politik mereka. Pemerintah kolonial Belanda mencoba membatasi pengaruh agama dalam politik dan mengontrol organisasi agama, serta menggunakan strategi pemisahan agama untuk memperkuat dominasi mereka.

Agama memberikan inspirasi dan kekuatan bagi rakyat Indonesia dalam perjuangan mereka melawan kolonialisme. Agama menanamkan semangat perlawanan dan keyakinan akan keadilan dan kebebasan, dan juga membantu berbagai kelompok masyarakat bersatu untuk melawan penjajahan.

Oleh karena itu, agama, terutama Islam, memainkan peran yang signifikan dalam kekuatan politik Indonesia selama periode kolonialisme. Dalam perjuangan melawan penjajahan, agama menjadi sumber inspirasi, dorongan, dan sarana persatuan. Agama memiliki pengaruh politik yang kuat bahkan setelah kolonialisme berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun