Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (107): Urusan Mudah

13 November 2024   05:59 Diperbarui: 14 November 2024   09:17 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang-orang maklum dengan kedatangan kedua orang aneh itu. Jangankan menegur atas ketidaksopanan itu, bahkan mereka tidak berani berprasangkah buruk. Mbah Gendam dan Pendekar Ingusan itu adalah dua dari sembilan anggota Pendekar Besar yang menguasai Nusantara. Dari sembilan itu tinggal lima orang yang masih hidup. Rata-rata usia mereka sudah di atas delapan puluh tahun, tapi mereka masih sering mengadakan pertemuan rutin, apalagi di saat-saat Nusantara memanggil.

"Assalamualaikum..!"

"Wa alaikum salam..!"

Kedua orang itu memberi hormat dengan menangkupkan kedua tangan di hadapan Mbah Kucing dan kepada yang lain. Mereka semua duduk bersila membentuk lingkaran, siap menerima informasi penting dari Sang Panglima.

Namanya telah menjadi legenda di seluruh Nusantara. Tapi karena nyaris tak ada orang yang pernah melihat wajahnya, maka cerita mengenainya dianggap sebagai dongeng belaka. Sepintas lalu orang yang melihat sosok Mbah Kucing tentu akan menganggap dia sebagai orang biasa. Banyak pandangan mata masyarakat tertipu karena mereka biasa mengukur kemuliaan seseorang dari lahiriyahnya, atau dari popularitasnya karena seringnya muncul di panggung persilatan. Siapa sangka sosok yang sangat bersahaja dan penuh kerendahan hati itu adalah Ketua Pendekar Besar Nusantara, sebuah berlian terpendam yang tiada bandingnya.

Setelah cukup saling bertegur sapa, Mbah Kucing lalu menyatakan rencana bahwa dirinya mungkin akan pergi mengasingkan diri untuk selamanya. "Saya telah menemukan tempat untuk mempersiapkan diri menyongsong perjalanan jauh. Semoga kita kelak bisa dipertemukan lagi!"

Suasana seketika menjadi hening. Tanpa memberi kesempatan orang untuk mempersoalkan hal itu, dia langsung menyampaikan informasi berikutnya, yakni kabar tentang Kanjeng Wotwesi dan ajaran Intijiwo yang belakangan sangat meresahkan masyarakat. Akan tetapi, informasi awal mengenai rencana Mbah Kucing tadi mengundang rasa penasaran yang mengganjal, sekaipun paham betul apa yang dimaksud, mereka semua tetap menginginkan penjelasan lebih jauh.

"Kabarnya dia sangat kaya raya, konon karena memiliki kemampuan bisa menggandakan emas!" ujar Mbah Kucing, mengabaikan kepenasaranan para pendekar yang mengelilinginya, "Disamping mulai banyak orang yang berdatangan ingin menjadi muridnya, juga lebih banyak lagi yang datang karena ingin menjadi kaya raya!"

"Tapi di balik cerita kesuksesannya itu penuh lumuran darah!" timpal Pendekar Sinting. "Tentu kita semua pasti sudah mendengar kasus Pendopo Emas?"

"Saya juga sedang mengikuti sepak terjang kanjeng palsu itu!" sahut Mbah Gendam tegas, "Bisa menggandakan emas itu hanya sulapan anak-anak! Kenapa penipuan semacam ini masih terus bermunculan?"

"Ya karena masih banyak orang yang gampang dibodohi sulap!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun