Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (104): Tugas Suci

6 November 2024   05:10 Diperbarui: 6 November 2024   07:45 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

"Ya benar! Itu yang aku maksud. Kamu tahu di mana mereka menyimpannya?"

"Tidak, tapi aku bisa menduga di mana kitab itu disimpan!"

"Bagus!"

***

Di sebuah tempat rahasia, Ki Arya Dewandaru membawa Manggala ke tengah orang-orang yang diperkenalkannya sebagai anak buah. "Sebuah kesuksesan hanya dapat diperoleh dengan kemauan yang kuat!" paparnya, "Untuk meraihnya, segala cara boleh ditempuh, segala tipu muslihat boleh digunakan, dan tidak ada yang salah atau buruk! Bahkan mencuri pun tidak dilarang!"

Di dalam hati Gala sama sekali tidak setuju dengan pendapat itu, akan tetapi tidak mungkin bisa membantah. Contoh-contoh yang dipaparkan Ki Dewan yang diambilnya dari sejarah memang masuk akal. Remaja lugu itu tidak tahu bahwa itu semua adalah sejarah yang diputarbalikan. Akhirnya, dengan kepolosan pola pikirnya, Gala mulai meragukan ajaran yang menyatakan bahwa kebaikan tidak mungkin bisa ditempuh kecuali melalui jalan yang baik. Benih keburukan pasti akan menghasilkan pohon keburukan pula. Seandainya ajaran itu yang benar, kenapa semua anak buah Ki Dewan mengangguk-angguk menyetujui ketuanya itu?

Ki Dewan lantas meminta Gala berdiri di sampingnya dan memperkenalkan kepada teman-temannya. "Saudara-saudaraku semua, ini adalah Manggala putra Mahesa. Meskipun masih sangat belia, tapi contohlah tekadnya yang kuat dalam meraih kesuksesan!"

Ki Dewan menatap Gala tepat di matanya. "Gala, perjuangan yang akan kamu lakukan bukan hal yang kecil dan mudah. Itu perjuangan yang mulia. Berhati-hatilah dalam melaksanakan tugas mencuri kitab pusaka! Ini tugas suci!"

Gala melihat cincin pirus di jari tangan kanan Ki Dewan. Ia tahu itu seperti cincin yang dikenakan ayah angkatnya, Guru Lintang. Ia pernah mendengar bahwa salah satu khasiat batu pirus adalah untuk menyelaraskan semua chakra tubuh dan untuk meningkatkan penyelerasan antara dunia metafisik dan dunia fisik. Secara spiritual, batu itu juga dipercaya dapat membuka hubungan ke dunia roh.

Gala seolah-olah sedang berhadapan dengan ayah angkat yang sekaligus gurunya, dengan wajah serius dia berjanji, "Saya pasti akan melaksanakan tugas suci ini dengan sebaik-baiknya!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun