Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (83): Pertemuan Dua Hati

8 Oktober 2024   07:20 Diperbarui: 8 Oktober 2024   07:30 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Ketika sore itu Lastri dipaksa ikut oleh orang-orang Juragan Bejo, Mahesa kebetulan berpapasan dengan rombongan mereka. Ia merasa penasaran melihat seorang gadis diikat dan mulutnya disumpal lalu didudukan di dalam dokar. Biar pun hanya sekelebatan saja melihat semua kejadian itu, akan tetapi dia telah dapat menduga dengan tepat sekali, bahwa gadis itu perlu pertolongan. Ia diam-diam mengikuti dari jauh, dan menunggu petang untuk beraksi menolong gadis itu.

Mahesa membawa Lastri ke padepokan dan menceritakan peristiwa itu kepada Mpu Naga. Sejak saat itu Lastri mengutarakan bahwa ia ingin bekerja kepada Mpu Naga sebagai pembantu rumah tangga. Ia tidak mau pulang ke rumahnya lagi.

Lima tahun berlalu dengan cepat. Gadis yang bernama Ayu Lastri itu kini menjadi seorang ahli silat yang kepandaiannya hampir menyamai Mahesa. Ia belajar keras demi untuk bisa melampiaskan dendamnya kepada iblis berwujud manusia, yakni Juragan Bejo.

***

Ayu Lastri memandang wajah seorang pemuda yang gagah dan tampan di hadapannya. Hatinya berdebar penuh kegembiraan, terutama sekali kalau mengingat nasibnya ketika dulu diselamatkan oleh dewa penolongnya itu.

Mahesa Wijaya melangkah maju dan kedua orang itu saling berpegangan tangan, tak kuasa mengeluarkan suara. Sunyi senyap pada saat itu, sunyi yang membahagiakan hati masing-masing yang merasa seakan-akan baru saja mendapatkan kembali semangat hidup. Sampai lama mereka berpegangan tanpa mengeluarkan suara.

"Lastri.., cintakah kamu kepadaku?"

"Hm..!" Lastri menundukan wajah sambil mengangguk malu.

"Dan bersediakah kamu berada disisiku selamanya?" tanya Mahesa lagi, "Menjadi pendamping hidupku?"

"Masih perlukah kamu tanyakan itu, Cak Mahes?"

Hening sejenak dan keduanya terbenam dalam lautan madu, mabuk oleh kemesraan asmara yang bergelora dalam hati masing-masing. "Begitu guru pulang, aku akan minta ijin untuk melamarmu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun