Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar sang Pendekar (82), Tak Ada yang Tak Berakhir

8 Oktober 2024   04:56 Diperbarui: 8 Oktober 2024   05:36 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Ki Kebo Dedet Kalong Wesi terbelalak dan nampak mengerikan sekali. Matanya mendadak hanya kelihatan merah saja bagaikan mata iblis. Pasukan Laskar Rimba sampai bergidik ngeri menyaksikan mata dan muka yang bukan seperti manusia itu.

"Ini kesempatan emas untuk membasmi sisa-sisa tikus Majapahit!" Setelah berkata demikian, Ki Kalong menggerakkan dua kakinya dan melesatlah sinar hitam menerjang dengan hebat. Memporak-porandakan barisan terdepan lawan.

Sementara itu, tongkat keemasan Si Iblis Betina terus menyambar-nyambar dengan pukulan dahsyat memburu Ki Unggul Weling. Ketua Laskar Rimba itu menggunakan goloknya berusaha menangkis, akan tetapi baru dua kali tangkisan saja goloknya sudah terlepas dari tangan dan terlempar entah ke mana. Demikian hebatnya tenaga pukulan Si Iblis Betina sampai-sampai Ki Unggul tidak mampu menangkisnya.

Mulailah pengejaran yang mengerikan. Ki Unggul lari ke sana ke mari dikejar kematian. Tongkat Si Iblis Betina terus mengejar tanpa ampun. Ki Unggul menjadi pucat sekali, keringat dingin bercucuran deras. Dia menjatuhkan diri, bergulingan, tapi ke mana pun lari selalu dikejar oleh tongkat maut.

"Hik..hik.., mau lari ke mana kau, tikus bangsat! Mampus kau! Hik..hik..!" Suara tawa Si Iblis Betina itu terdengar mengerikan.

Akibatnya, Ki Unggul yang terus menghindar itu menjadi sangat kelelahan. Gerakannya melambat sehingga dengan cerdiknya ia lantas meloncat ke atas pohon dan berlindung di antara dahan dan ranting-ranting.

"Tikus alas, turun kamu pengecut?" Iblis Betina memaki sambil tongkatnya diacung-acungkan ke arah Ki Unggul yang sembunyi di atas pohon. Namun, ia dengan cepat terbang menyusul, dan tidak berselang lama pohon itu menjadi rusak dan nyaris gundul karena dahan dan rantingnya patah dihajar tongkat.

Setelah mendapat laporan bahwa para jagoannya terluka karena dikeroyok Laskar Rimba, Ki Demang segera memerintahkan untuk membasmi gerombolan yang ditudingnya para perampok itu.

"Kami dikeroyok ratusan anggota Laskar Rimba, Ki!" lapor Ki Paimo kepada Ki Demang. "Untungnya, setelah melakukan perlawanan sengit, akhirnya kami bisa meloloskan diri!"

Atas laporan tersebut, maka Ki Demang mengerahkan seratus orang ditambah Ki Kalong Wesi dan Si Iblis Betina untuk menuntut balas dendam. "Jangan sampai mereka berpikir bisa berbuat seenaknya di wilayah kekuasaanku! Siapa yang bisa membawa kepala Ki Unggul akan aku ganti dengan lima ekor sapi!"

Ki Demang tidak segan-segan mengeluarkan biaya besar untuk membayar Ki Kalong Wesi dan Si Iblis Betina serta dibantu murid-murid pilihan Perguruan Macan Abang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun