"Tidak apa-apa, Mbak!" Ia memeluk Asih dengan hangat, dan kemudian beralih ke Alya. "Hai, Alya rasanya sudah lama kita tidak jalan-jalan ya. Mbak kangen pingin jalan-jalan seperti dulu!"
Gadis kecil itu berceloteh, "Makanya kalau pagi jangan tidur!"
"Hei!" sahut Asih, "Ngomong apa kamu itu? Mbak Arum itu sedang meditasi, bukan tidur!"
Tentu saja Arum tertawa mendengar itu, "Baik, Eyang Alya yang cantik!"
"Iya, si kecil ini ngomongnya kayak mbah-mbah saja!" imbuh Asih.
"Ha..ha..! Dari mana, Mbak?" tanya Arum sambil duduk di sebelah Alya.
"Dari rumah. Tadi Alya maksa ngajak main ke sini, katanya di rumah Mbak Arum ramai orang dan banyak makanan!"
"Ha..ha.., mungkin Alya mimpi?" tanya Arum, "Di sini memang setiap hari kan banyak murid yang berlatih silat!" Ia kemudian berpikir cepat mengenai makanan apa yang ia punya untuk bisa disuguhkan kepada tamunya. "Sebentar ya, aku minta Mbok Semi untuk ambil buah-buahan di belakang rumah! Alya suka jambu?"
"Hei gak usah repot-repot, Dik!" ujar Asih, "Tahu sendiri kan, Alya itu memang suka mengkhayal!"
"Mbak!" ujar Alya datar sambil menuding ke arah guci, "Itu barang-barang kuno ya?"
"Ha..ha.., kok tahu kalau kuno?" Arum balik bertanya sambil tertawa lepas. "Kuno itu apa sih?"