Criiing! Semacam kekuatan ajaib menghantam pedang di tangan Arum. Tapi ia masih mempertahankan pedangnya, meskipun tangannya bergetar hebat. Tubuhnya terpental mundur dua jengkal. Ujung pedangnya ternyata patah.
Arum sadar bahwa ia sedang berhadapan dengan orang yang sakti luar biasa, tahu bahwa ia mungkin tak akan mampu melawan, maka ia menerima apa pun yang akan terjadi.
"Hii.. hii..! Sekarang terimalah seranganku!" Nenek itu meloncat maju dan hendak menyabetkan tongkatnya.
"Nenek, jangan sakiti Mbak Arum!" mendadak Alya berlari dan menarik lengan pakaian nenek itu.
Nenek yang dijuluki Iblis Betina itu lalu tersenyum, menampakan deretan gigi yang kemerahan.
"Jangan sakiti Mbak Arum, atau aku gak mau main sama kamu! Pergilah kamu sana!"
Ucapan mengancam itu agaknya cukup berpengaruh, terbukti nenek itu menurunkan tongkatnya. Sejenak ia tertegun. Apa yang keluar dari mulut gadis kecil itu adalah kata-kata baru baginya, kata-kata yang tidak biasa ia dengar. Biasanya setiap orang tidak ada yang berani bersikap kasar kepadanya. Tapi gadis kecil itu bahkan berani mengusirnya. Hal ini membuat hatinya kagum, dan ia tertawa lagi. "Hii..hii..! Sampai ketemu lagi anak manis!" Kemudian tubuh Iblis Betina itu lenyap dari tempatnya berdiri. Sepertinya ia memiliki ilmu menghilang.
Kini Arum terkesima. Ia memandang kagum kepada Alya. Gadis kecil itu seolah memiliki kekuatan ajaib yang membuat Si Iblis Betina yang sangat sakti itu bersedia mengikuti perintahnya. 'Siapakah kamu sesungguhnya wahai gadis ajaib?'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H