Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (65): Gadis Ajaib

13 September 2024   07:56 Diperbarui: 13 September 2024   12:59 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nenek itu tersenyum sinis dan memandang tak acuh. Ia kemudian kembali membujuk Alya. "Anak cantik mau ikut nenek?"

Arum merasa jengkel hatinya melihat nenek aneh itu yang sama sekali tidak mempedulikannya, dengan sikap yang jelas-jelas memandang remeh. Maka ia kembali berkata dengan hormat, "Nenek, saya Arum Naga dari Perguruan Benteng Naga tak pernah punya permusuhan dengan anda!" Arum sengaja menyebut nama Benteng Naga agar perempuan ini tidak lagi memandang rendah kepadanya dan mau bersikap sebagaimana layaknya orang yang tahu adat timur. "Mohon jangan ganggu kami!"

"Naga Neraka telah tewas, dan dia rupanya tidak becus mengajari anaknya!" Nenek itu bicara seperti kepada dirinya sendiri.

Akan tetapi itu cukup membuat Arum terbakar amarahnya. Mpu Naga Neraka adalah pendekar yang amat dihormati di kalangan dunia persilatan. Sementara nenek itu menyebut namanya begitu saja dan dengan nada menghina.

"Alya, mari sini!" Ia menyuruh gadis kecil itu mendekatinya supaya lebih mudah melindungi kalau sampai terjadi pertempuran.

"Hii.. hii.. hii.. Padepokan Benteng Naga itu ada apanya?" ejek perempuan tua itu sinis.

Arum sudah berusaha bersabar, tapi ketika orang tua dan nama perguruannya dihina seperti itu, pasti ia tak akan tinggal diam. Ia lalu berseru. "Orang tua renta congkak, bersiaplah kamu menghadapi pedangku!" Sebagai seorang pendekar yang gagah tentu saja ia masih menahan untuk tidak mendahului menyerang. Apalagi musuhnya seorang nenek.

Akan tetapi nenek itu menjawab sinis. "Pedangmu yang jelek dan ilmu silat Benteng Naga yang rendah tidak ada artinya buatku?"

"Baiklah nenek tua, kalau begitu terimalah ini!" Arum melompat dan memutar pedangnya dengan cepat sampai merupakan sinar yang berkilauan menyambar ke arah nenek itu.

"Hii..hii..hii..!" Si Iblis Betina itu dengan mudahnya menghindari gempuran pedang Arum.

Gerakan-gerakan Arum sangat mahir, cepat sekali dan sudah sempurna. Melihat bahwa serangan pertamanya tak berhasil, ia cepat sekali merubah gerakannya. Kini pedangnya meluncur cepat sekali menusuk ke arah ulu hati sang lawan. Akan tetapi sebelum ujung pedang itu menyentuh, tiba-tiba tongkat emas menyambar pedang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun