Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar sang Pendekar (50), Tamasya Sejarah

21 Agustus 2024   08:22 Diperbarui: 21 Agustus 2024   08:38 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal ceritanya, Sang Raja yang merupakan seorang pangeran dari Bali ini sedang melangsungkan pernikahan dengan putri Dewi Sekarwati yang merupakan anak dari pamannya. Ketika pesta pernikahan sedang digelar, tiba-tiba ada serangan tentara Raja Wura-Wuri dari Tulungagung.

Sang Pangeran Bali dan pengantinnya kemudian lari ke pedalaman hutan belantara di Jombang, ditemani orang kepercayaannya Mpu Narotama dan beberapa pengikut serta para dayang.

Sang Prabu bersama para pengikutnya tinggal kurang lebih selama tiga tahun di Sendang Made. Selama masa pelarian Raja Airlangga menyamar menjadi rakyat biasa yang bekerja sebagai pembuat kerajinan, pengrajin emas, dan sesekali berprofesi sebagai grup kesenian keliling.

Sang Prabu punya kebiasaan melakukan nyepi di sendang. Aktivitas nyepi ini dilakukan dengan mandi berendam dalam sendang. Bisa jadi, setelah mandi beliau tampak bersih dan segar, sehingga penampilannya semakin menarik dan semakin laris sebagai seniman keliling.

Masyarakat kemudian meyakini bahwa dengan melakukan ritual itulah maka akan laris tanggapan seperti yang terjadi pada Airlangga. Selain itu harapan dan cita-cita Sang Prabu juga terkabul. Dari kisah itulah akhirnya muncul tradisi kungkum yang digelar setiap tahun pada bulan Suro.

Orang-orang yang kungkum di Sendang Made umumnya memiliki harapan tersendiri. Biasanya, orang yang ingin peningkatan dalam karirnya segera terwujud, atau dalang ingin semakin terampil dalam memainkan lakonnya. Para sinden berharap suaranya bisa semerdu istri Sang Prabu yang juga dikenal dengan nama Galuh Sekar Kedaton. Permaisuri Raja Airlangga yang juga merupakan putri Prabu Dharmawangsa itu berperan menjadi 'biduan' saat dalam penyamaran.

Sedangkan ritual 'pelantikan' sinden biasanya dihelat setahun sekali di Bulan Suro, dan dilakukan bersamaan. Seorang perempuan yang akan menjadi sinden, atau Sang Dalang dalam pementasan wayang harus dimandikan terlebih dahulu di Sendang Made, karena mengikuti aktivitas yang menjadi cikal bakal ritual yang dilakukan Raja Airlangga.

Kumkum itu juga dilakukan untuk pembersihan jiwa semua pelaku seni agar selalu menghasilkan karya terbaik. Selain itu juga sebagai bentuk penobatan profesionalisme, tujuannya agar tidak terjadi kesenjangan di antara sesama seniman.

Prosesi unik dimulai dengan mengguyur air sendang ke tubuh para peserta ritual. Dengan kebaya merah dan jarik, para sinden ini berjajar untuk melakukan kungkum. Saat air sendang diguyurkan oleh sesepuh masyarakat setempat, para calon sinden dan dalang dianjurkan berdoa meminta apa yang diinginkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, lalu dituangkan air yang sudah diberi doa ke dalam guci yang boleh dibawa pulang oleh para peserta pelantikan.

Setelah selesai dilantik sebagai sinden, para peserta penobatan dikalungkan selendang hijau yang menandakan mereka sudah sah sebagai sinden. Selendang hijau yang dikalungkan tampak kontras dengan kebaya merah yang mereka kenakan. Kebaya merah adalah jati diri mereka dan pengalungan selendang hijau sebuah perlambang para sinden ini resmi masuk dalam dunia seni. Merah dipadukan dengan hijau, sesuai dengan warna perlambang kota Jombang.

Malam itu Tulus dan Arum melakukan ritual kumkum. Tidak ada seorang pun di tempat itu selain mereka berdua, dan ratusan pasang mata para dedemit penunggu hutan yang hanya mampu mengawasi mereka dari jarak jauh. Arum tidak sedikitpun merasa takut sepanjang ada Tulus di dekatnya, dan Tulus pun tidak memiliki rasa takut sedikit pun karena ia memiliki iman yang kuat. Di samping itu ia mengenakan cincin pirus hadiah dari Mbah Kucing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun