Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar sang Pendekar (50), Tamasya Sejarah

21 Agustus 2024   08:22 Diperbarui: 21 Agustus 2024   08:38 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air mata Arum hampir menetes. Untuk pertama kalinya dalam hubungan perkawinannya, ia mendengar langsung kata cinta yang meluncur dari mulut suaminya.

Sebelumnya Arum menduga bahwa Tulus menikahinya hanya karena atas permintaan ayahnya. Arum juga tahu bahwa suaminya itu pernah mencintai Roro Ajeng dan mereka sudah berpacaran. Oleh karena itu, sejak ayahnya meninggal dunia ia selalu diliputi kekhawatiran jika suatu saat nanti suaminya itu akan meninggalkannya. Bukankah orang yang dianggap berjasa besar dalam hidupnya, yang membuat dia merasa berhutang budi itu, sudah tidak ada lagi.

Malam itu ia seolah-olah baru pertama kali jatuh cinta. Hatinya bergejolak bahagia. Kemudian, ia mengangkat tangannya untuk menutupi air matanya yang nyaris jatuh. "Aku sangat mencintaimu, Kanda!" Ia mengucapkannya dengan sepenuh hati, dari lubuk hati yang terdalam.

***

Dahulu kala Jombang diduga merupakan wilayah yang akrab dengan Prabu Airlangga. Salah satu peninggalan Sang Prabu adalah Sendang Made yang terletak di Kecamatan Kudu.

Lokasi Sendang Made dapat dicapai dengan rute yang menyeberangi sungai Brantas dengan perahu, atau melewati satu-satunya jembatan yang berada jauh di wilayah Mojokerto.

Pemandangan pepohonan tua yang akarnya begitu besar dan kuat, sungguh eksotis. Pohonnya menjulang tinggi, sehingga ranting dan dedaunannya menghalagi cahaya matahari. Benar-benar membuat lokasi itu terasa teduh dan sejuk.

Tamasya sejarah petilasan Prabu Airlangga itu terletak di lereng Pegunungan Kendeng. Terdapat banyak kolam di kompleks petilasan itu, yang paling besar dinamakan Sendang Gede. Ada kolam-kolam lain yang berukuran lebih kecil di sekitar Sendang Made dan punya nama sendiri-sendiri, yaitu Sendang Payung, Sendang Pengilon, Sendang Kamulyan, Sendang Condong, Sendang Padusan, Sendang Sinden, Sendang Paomben, Sendang Drajat, dan Sendang Gede.

Ada ikan yang hidup di dalam kolam-kolam yang tak pernah kering itu. Ikan-ikan itu tak boleh diambil dan diganggu, karena punya mitos lengkap dengan cerita magisnya. Konon, ikan-ikan itu melambangkan perkembangan dan kondisi jaman. Apabila hanya sedikit ikan yang terlihat di dalam kolam, itu tandanya jaman sulit. Sedangkan bila ikan terlihat banyak, maka pertanda murah sandang pangan.

"Aku melihat ikan, Kanda! Ikan itu kecil. Aku kasihan, ia mungkin kehilangan ibunya..!" seru Arum sambil bermain air.

Dari cerita rakyat yang turun-temurun, ada kemungkinan Sang Prabu Airlangga menggunakan nama samaran 'Made' ketika dalam pelarian, yang kemudian menjadi asal-usul nama desa tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun