Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sang Agen Intelijen

23 Juli 2024   07:26 Diperbarui: 25 Juli 2024   10:52 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Tri Handoyo

"Ya Allah, kami beribadah, bersujud dan berdoa hanya kepada-Mu!" ratap Syech Fadel Abdullah seraya menahan isak tangis, "Kami berusaha dan berjuang dengan harapan semata-mata demi meraih rahmat-Mu, dan rasa takut akan siksaan-Mu. Kami menyakini bahwa azab-Mu yang amat pedih akan menimpah orang-orang kafir. 

Ya Allah, kuatkan saudara-saudara mujahidin kami di Gaza. Lindungi dan menangkan mereka. Menangkan mereka ya Allah!" Air mata yang menggenang di pelupuk mulai jatuh. Terdengar ia sesenggukan seraya telapak tangannya tiada henti mengusap linangan air mata. Ribuan jamaah pun tak kuasa menahan air matanya untuk tumpah membasahi bumi.

"Ya Tuhanku!" sambungnya dengan suara menggelegar, "Hancurkanlah orang-orang Yahudi Zionis laknatullah. Tunjukkanlah murka-Mu yang teramat dasyat kepada Yahudi Zionis iblis! Allahu akbar..!! Allahu akbar..!!"

Tak diragukan lagi, melihat dukungan hebatnya kepada Palestina membuat sosok Syech Fadel menjadi salah satu ulama yang paling kharismatik dan disegani di Palestina. Bahkan ia kemudian memperoleh kepercayaan yang luar biasa dari pihak militer Mesir yang berjaga di perbatasan Palestina, sehingga punya akses leluasa keluar masuk kamp untuk memberikan motivasi dan memimpin ibadah serta doa kepada para tentara.

Percaya atau tidak, apabila Fadel Abdullah ternyata adalah seorang agen rahasia Mossad? Ya, dia adalah seorang imigran Yahudi dari Arab yang direkrut untuk menjadi seorang intelijen. Ia dilatih untuk menghafal Alquran, menguasai hadist dan syariat Islam untuk kemudian disusupkan ke Palestina sejak tahun 1946.

Selama menjadi mata-mata, ia berperan layaknya seorang ulama, bergamis, bersorban, dan berjanggut panjang. Dia dengan begitu piawai menyampaikan serangkaian khotbah motivasi dan dukungan kepada para pejuang mujahidin.

Sebuah peran yang sempurna, yang mengingatkan kita kepada sosok Snouch Horgonje di Nusantara. Seorang penipu paling berbakat sedunia yang juga memiliki kepiawaian dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan umat seputar fiqih dan memberikan petuah-petuah sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Hingga dirinya mendapat julukan kehormatan "Syekh".

Begitu juga dengan Fadel Abdullah, namun ia memiliki kelebihan khusus yang tidak dimiliki oleh Snouch, yakni setiap habis sholat Fadel senantiasa memotivasi dan mengobarkan semangat untuk terus berjihad dan mendoakan kemenangan bagi mereka atas orang-orang kafir.

Kisah Fadel Abdullah tersebut diungkap secara detil dalam buku berjudul 'Jawaasiis wa Khowanah' karya penulis Mesir Ibrahim al-Arabi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun