Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (24): Pendekar Muda

10 Juli 2024   05:32 Diperbarui: 10 Juli 2024   09:36 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Tri Handoyo

Di kala Ki Sujana dan semua anak buahnya nyaris menyerah, tiba-tiba tampak berkelebat bayangan seseorang dari luar ruangan, langsung menyerang Japa. Setelah jelas bahwa yang menyerang itu adalah Ki Mahasura, sang guru besar, maka serentak semua anggota perguruan berteriak girang dan tampak sangat menaruh harapan besar kepada sosok yang baru datang itu.

"Guru!!" Mereka minggir semua dan kini bisa menghembuskan nafas lega.

Melihat keadaan beberapa muridnya yang terkapar tak berdaya, Ki Mahasura berkata keras demi meredam rasa malu yang diderita murid-muridnya. "Hei  setan, kau harus menebus semua kekurang-ajaranmu ini dengan nyawamu!"

Japa Dananjaya menjawab dengan menjatuhkan lagi dua orang pengeroyok yang berada dalam jangkauannya. Sangat cepat. Orang-orang lalu seperti mendapat perintah, secara bersamaan bergegas mundur dan berlindung di belakang Ki Mahasura.

Dengan murka Ki Mahasura terbang dengan tendangan beruntun ke arah kepala, secepat kilat Japa menggeser tubuh dengan gerakan salto lalu menjejakan kaki ke dinding dan mendarat di atas meja. Ki Mahasura mengejar dengan tendangan kaki mautnya, tapi Japa sudah melejit ke tempat lain, dan yang menjadi sasaran amukan guru besar itu adalah meja. Meja kayu itu langsung hancur berantakan dengan suara mengerikan.

Sebelum guru yang murka itu sempat mengirim serangan berikutnya, tanpa dapat diduga olehnya, Japa lebih dulu menyarangkan kaki kirinya ke dada, tapi pada saat bersamaan kedua tangan Ki Mahasura berhasil menangkap pergelangan kaki Japa. "Hm.., rasakan ini setan kecil!" geramnya sambil matanya melotot, ia mengerahkan tenaga dalam hendak meremukan tulang-tulang kaki dalam genggamannya.

Sekali lagi tanpa diduga, Japa memutar tubuh dan kini kaki kanannya secepat kilat menendang wajah Ki Mahasura dengan sangat telak. Maka tidak ampun lagi, guru itu roboh terguling dengan mulut memuntahkan darah segar. Semua murid Mahasura terbelalak menyaksikan kenyataan yang sulit dipercaya itu.

"Guru!" Ki Sujana menghampiri hendak membantu gurunya berdiri.

Ki Mahasura mengayunkan tangan menolak. Ia lalu mencoba loncat untuk berdiri, tetapi sebelum posisinya benar-benar tegak, ia dibuat terjatuh lagi oleh tendangan Japa. Kali ini tendangan ke arah perut, yang membuat tubuh guru besar itu terlempar membentur dinding, lalu tanpa ampun jatuh dalam posisi terduduk. Isi perutnya terasa diaduk-aduk dengan rasa nyeri luar biasa. Untuk beberapa saat suasana menjadi hening.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun