Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terkarantina

20 Juni 2024   08:59 Diperbarui: 20 Juni 2024   09:42 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

'Ya Allah, kalau memang harus mati di sini, aku pasrah!' keluhku menyerah. 'Aku sudah tak berdaya!' Aku tanpa sengaja memperhatikan bagian kaki perempuan itu, ternyata tidak menginjak lantai. Artinya dia bukan manusia. Aku diam, pura-pura tidak tahu.

"Hii..hii....!" Perempuan berbaju APD itu tertawa kecil. "Saya tahu kalau Mas sudah tahu!"

"Maksud, Suster?"

"Saya kan perawat yang meninggal dunia kemarin karena Covid 19!"

Pantas aku ingat suaranya, karena dia ternyata yang sering menyuapiku makan. "Mbak kok bisa meninggal lebih dulu?"

"Mana saya tahu?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun