"Ijin ke siapa, Bu?" Aku balik bertanya. Sebelumnya aku sudah sering kemah di situ dan tidak pernah pakai ijin. 'Apa ada peraturan baru?' pikirku.
Ibu itu kemudian dengan nada setengah mengkhawatirkan sesuatu, mulai bercerita, "Sebetulnya sudah lama lokasi Pangajaran ditutup. Dilarang buat berkemah!"
"Apa karena rawan terjadi longsor?" tanyaku mengambil kesimpulan. Seperti kondisi dekat air terjun yang sepertinya berubah. Pasti baru saja terjadi longsor.
Ternyata bukan itu, tapi cukup membuat kami lebih kaget. Kata ibu itu, "Karena ada pembunuhan di dekat air terjun!"
"Pembunuhan?"
"Iya. Ramai sekali beritanya, bahkan masuk koran juga. Apa mas belum dengar?"
"Belum! Kapan kejadiannya. Bu?"
"Sepertinya pembunuhannya sih sudah lama, tapi mayat korban baru ditemukan sebulan yang lalu!"
"Sebulan? Berarti sudah lama. Kok masih dilarang buat berkemah, Bu?"
"Ya mungkin karena pembunuhnya belum diketahui, sampai sekarang. Korbannya juga tidak dikenali. Korban terlentang di atas tanah dekat air terjun, kepalanya dipotong dan ditemukan dengan jarak belasan meter dari tubuhnya! Kepala itu ditaruh di atas batu!"
Aku dan Anto saling bertatap pandang. Berbagai pikiran berkecamuk dalam kepala. "Korbannya laki-laki atau perempuan, Bu?"