Di tempat itu pula ia suka merenungkan pertanyaan-pertanyaan yang kerap membanjiri benaknya. Tentang kerinduannya kepada orang tuanya, tentang wajah mereka yang tidak pernah sekalipun dilihatnya.
Dhara lahir bersamaan dengan tahun kelahiran Majapahit. Tidak ada yang dapat menentukan hari lahirnya dengan pasti, akan tetapi oleh karena pada tahun 1331 Masehi dia telah berusia cukup matang untuk menjadih patih, maka perkiraan itu agaknya bisa diterima.
Dhara kecil adalah anak yang rajin membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan. Sejak kecil ia sangat menyukai sayur-sayuran, seolah semua kandungan gizi dalam makanan yang dikonsumsinya itu diserap secara sempurna oleh tubuhnya, sehingga membuatnya tumbuh tinggi besar jauh melebihi anak-anak seusianya.
Itulah kemudian yang membuat masyarakat menjulukinya gajah. Julukan yang tidak hanya mewakili bentuk fisiknya, tapi juga kekuatannnya. Ketika bermain perang-perangan, teman-temannya biasa memanggilnya Panglima Gajah. Ia sangat bersemangat oleh julukan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H