Rambut yang dipanjangkan hanya di bagian belakang. Rambut itu mengingatkan kami dengan kebiasaan Yono yang selalu menyelipkan sisir di saku belakang celana. Hobinya membasahi rambut ikalnya dan kemudian menyisir ke belakang dengan sisir andalannya itu. Seorang teman tipe plegmatis sempurna, penurut dan pengikut setia.
Terdengar istri Suyono berbicara agak keras di telepon, "Ada teman SMA sampean!" berhenti agak lama. Kemudian perempuan itu muncul di ruang tamu dan bertanya, "Maaf, nama bapak siapa?"
"Han dan Anto!" jawabku dan yakin sekali begitu mendengar nama itu dia pasti akan bergegas pulang. "Dulu kami pernah kemah di Cangar!"
Setelah berbicara di telepon, wajah istrinya tampak sedikit bingung, ia lalu berkata ragu-ragu, "Maaf, kata Mas Yono tidak kenal sama bapak-bapak!"
"Oh jiangkrik..! minta dijitaki anak ini!" seru Anto gemas.
"Awas nanti!" imbuhku, sambil tertawa membayangkan serunya menjitak kepala Yono.
Aku berharap Yono sedang bercanda. "Apa dia bisa pulang, Mbak?"
"Iya, ini dalam perjalanan!"
Tidak lama berselang, terdengar suara motor berhenti di pekarangan. Itu pasti Yono. Aku dan Anto sudah tidak sabar lagi. Seorang lelaki muncul di ruang tamu, tapi ternyata bukan Yono. Kami lama saling berpandangan.
"Sampean Suyono?" tanyaku.
"Iya, saya Suyono. sampean siapa ya?" ia balik bertanya dengan sopan.