Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aliran Sesat Penuh Rahmat

28 April 2024   08:01 Diperbarui: 19 Juni 2024   07:21 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hai fir..kafir..!"

"Ya saya, Cak!"

"Belakangan ini menjamur bisnis umroh dan haji, dan mereka berhasil menghimpun banyak calon jamaah, bukan hanya karena sekedar imin-iming surga, tapi karena adanya penekanan bahwa harta yang mereka keluarkan untuk itu akan dibalas oleh Allah dengan yang jauh lebih banyak. Akan dibalas berlipat ganda. Ini menarik, sehingga apapun caranya mereka tempuh agar bisa melaksanakan ibadah keren ini! Toh nanti uang mereka akan dikembalikan oleh Allah. Maka kemudian muncul istilah mencari pesugihan lewat umroh atau haji! Banyak di antara mereka kemudian tidak hanya ditipu oleh setan, tapi juga ditipu oleh pemilik travelnya! He..he..he..! Hei fir.. kafir..!"

"Ya saya, Cak!"

"Sama seperti maraknya bisnis sedekah belakangan ini. Apabila kalian juga mengharapkan balasan harta berlipat ganda dari sedekah, itu bukan sedekah namanya, tapi lebih cocok disebut beli lotere! Ini sebetulnya mental para pejudi!" Cak Sesat tidak menghakimi orang-orang seperti itu karena menyadari betul bahwa taraf iman orang memang berbeda-beda.

"Banyak orang yang salah niat dalam beribadah karena mengikuti anjuran ustadz motivator. Perbanyak sholat Duha biar rejekinya mengalir deras. Perbanyak tahajud biar jabatannya terus meningkat. Perbanyak puasa biar dagangannya lebih laris. Naik haji dan umroh biar hartanya semakin berlimpah dan kaya raya,!" Cak Sesat meraih gelas berisi air putih di depannya dan meminumnya seteguk. "Fir.. kafir...!"

"Ya saya, Cak!"

"Kalau bisa, beribadah itu jangan sampai kelihatan orang. Jangan sampai orang berpikir dan mengira kalau kalian itu rajin ibadah. Itu jika ibadah kalian benar-benar demi Allah. Semata-mata hanya mencari ridah Allah. Itulah bentuk keikhlasan. Nggak peduli dengan iming-iming pahala, iming-iming surga, yang penting Tuhan ridha! Titik! Ridha itulah balasan yang tertinggi! Sementara pahala itu masih rendah!"

Di luar jalanan semakin panas, tapi panas itu tidak mampu menjangkau ruang masjid di pondok sesat itu. Masjid itu tetap sejuk oleh guyuran keikhlasan yang melimpah, menyelimuti jiwa-jiwa pecinta Allah sejati.

"Fik.. munafik...!"

"Ya saya, Cak!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun