"Ya pada dasarnya Kang Dodit itu memang sombong. Saya sudah lama kenal dia. Apalagi pilpres kemarin saya tidak mau diarahkan untuk milih jago dia, makanya dia jadi sinis sama saya dan makin sombong saja!" celoteh Bu Tifa panjang lebar.
"Kok sampai segitunya, bu?"
Bu Tifa yang tak kenal lelah berkicau itu akhirnya mengundang simpati beberapa orang. Mereka yang memang punya dendam pribadi kepada Kang Dodit gara-gara beda pilihan politik, segera mengkoordinir massa untuk melakukan aksi. Ya, ini adalah aksi bela janda.
"Ayo kita demo toko Kang Dodit!" teriak Rafli memprovokasi kerumunan orang.
"Kang, apa tidak perlu diklarifikasi dulu ke Kang Dodit," saran seorang warga, "Apa benar dia telah melecehkan dan menghina Bu Tifa?"
"Hei Mbak Yu, saya kenal baik siapa Bu Tifa itu," jawab Rafli, "Dia itu rajin ke masjid, shalatnya khusuk, rajin ikut pengajian, jadi dia tidak mungkin bohong. Ayo, di mana rasa solidaritas mu sebagai sesama janda, Mbak?"
Entah bagaimana cerita mengenai Bu Tifa itu bisa menjadi berkembang dan semakin memanas. Sekelompok orang berduyun-duyun mendatangi toko Kang Dodit dengan diiringi teriakan berbagai kecaman dan caci-maki yang cukup memancing emosi warga.
"Boikot toko penista janda!"
"Boikot toko anti warga pribumi!"
"Usir orang kaya sombong dari kampung kita!"
"Ayo kita jihad!"