Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mana Tahan

5 April 2024   21:36 Diperbarui: 23 Juni 2024   07:56 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

"Besok coba kamu berpuasa. Terus pagi-pagi jalan-jalan keliling kampung. Perhatikan kehidupan para tetanggamu. Ajak mereka ngobrol. Barangkali ada persoalan mereka yang bisa kamu bantu untuk diselesaikan!"

 Kaji Ableh menarik nafas panjang.

"Setelah dhuhur," Pak Kyai melanjutkan nasehatnya, "Pergilah ke panti asuhan. Perhatikan kehidupan anak-anak di sana. Barangkali ada sesuatu yang mereka butuhkan, bantulah. Ajak mereka bercanda dan bermain barang sejenak."

"Sudah Pak Kyai?"

"Belum. Saat ashar, pergilah ke panti jompo. Perhatikan kehidupan para lansia yang tinggal menanti ajal tiba. Di usia senja itu mereka sangat kesepian. Temanilah mereka sejenak!"

Kaji Ableh terlihat mulai kehilangan gairah dan berharap gurunya itu menyelesaikan nasehat secepatnya. Duduknya setengah melorot di kursi yang tidak nyaman itu.

"Setelah magrib, habiskan waktu untuk iktikaf di masjid sampai datangnya isya'."

'Ha.., masih ada lagi?' batin Kaji Ableh tak menyangka sedikitpun akan menerima resep obat seberat itu.

"Lakukan itu selama sebulan saja, aku jamin dorongan libidomu akan jauh berkurang dan penyakit hipersexmu pasti sembuh!"

"Ya ampun sebulan? Mana tahan, Pak Kyai!!!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun