Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bermetamorfosa di Pucuk Pohon Cinta

21 Maret 2024   10:26 Diperbarui: 19 Juni 2024   08:45 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puasa yang benar-benar berkualitas, mulai dari mengasingkan diri (uzlah), membungkus badannya dengan kepompong, membuatnya bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan juga menjaga semua indra dan anggota tubuh lainnya dari perbuatan tercela.

Ulat yang dulu dianggap binatang menjijikan dan perusak tanaman, sebab hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan, akan tetapi setelah berpuasa ia berubah menjadi kupu-kupu, binatang yang indah mempesona.

Puasa telah mengubahnya menjadi makhluk yang sama sekali berbeda. Makanan yang sebelumnya dedaunan, kini menghisap sari bunga. Jika sebelumnya bergerak dengan cara merayap, kini berubah dengan cara terbang. Karakter yang sebelumnya merusak pepohonan, kini membantu penyerbukan demi kelangsungan kehidupan pepohonan. Demikianlah sesungguhnya hakikat dari puasa, yakni bermetamorfosa.

Di pucuk pohon cinta, Sang Pangeran mengepakan sayap sambil menatap angkasa. Mentari menyambut dengan semburat cahaya yang ceria, peragakan pemandangan hebat ke penjuru jagad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun