Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Akibat Gila Hormat

16 Maret 2024   08:52 Diperbarui: 26 Juni 2024   18:45 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo


Oleh: Tri Handoyo

Di dalam kisah Mahabarata, ada salah seorang tokoh yang menarik,  karena sangat cerewet, congkak, culas, keras kepala dan cenderung jahat. Akan tetapi, ia memiliki kecerdasan dan kesaktian, serta sangat mahir strategi perang.

Tokoh yang dimaksud itu adalah Durna, yang bernama asli Bambang Kumbayana, putra Resi Baratmadya dari Hargajembangan.

Di masa kecil hingga remaja, Durna menjalani hidup penuh kemiskinan dan penderitaan. Tapi ia tidak menyerah kepada nasib. Ia bertekad untuk belajar dan bekerja keras demi merubahnya.

Beruntung, ia punya kesempatan emas untuk belajar ilmu perang kepada pangeran Drupada, dari Kerajaan Panchala.

Drupada sangat terpesona dengan kecerdasan Durna, sehingga mereka berdua pun menjadi sahabat karib. Drupada bahkan berjanji akan memberikan setengah kerajaannya kepada Durna apabila kelak ia naik tahta menggantikan ayahnya sebagai Raja Panchala. Janji yang ternyata tidak pernah ditepati.

Ketika berusia cukup matang, Durna kemudian menjadi seorang resi atau begawan, seorang yang berjiwa patriot gagah perkasa, dan sakti mandraguna. Oleh karena itu ia mendapat kepercayaan keluarga Bharata, bangsawan kerajaan Hastinapura, untuk menjadi guru bagi anak-anak Pandawa dan Kurawa.

Seiring berjalannya waktu, para pangeran yang menjadi murid-muridnya telah tumbuh menjadi ksatria-ksatria tangguh. Sampai kemudiqn terjadilah konflik hebat antara Pandawa dan Kurawa, lantaran berebut mahkota kerajaan.

Suatu ketika, Prabu Duryodana mengutus Patih Sengkuni untuk pergi ke Padepokan Sokalima, puri kediaman Resi Durna. Duryudana ingin tahu apakah Durna berpihak kepada Kurawa atau kepada Pandawa.

Durna bimbang mendengar pertanyaan yang tak pernah terduga itu, sehingga ia minta waktu untuk merenung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun