Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mahir Main Sihir

15 Maret 2024   02:45 Diperbarui: 20 Juni 2024   09:47 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peristiwa itu bagaikan teror yang paling mengerikan. Penduduk pun dihantui oleh maut. Mereka menjadi sangat ketakutan, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Kerajaan Kadiri gempar. Sehari-hari orang mengusung mayat ke kuburan dalam selisih waktu yang amat singkat.

Akhirnya, para sesepuh desa bermusyawarah, dan memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut dan sekaligus memohon bantuan dari Raja Airlangga.

Prabu Airlangga yang sudah mendengar kesaktian Calonarang, akhirnya meminta nasehat Mpu Barada.

"Ijinkan hamba untuk mengirim seorang murid hamba," ujar Mpu Barada mencoba menawarkan solusi, "Untuk melamar dan menikahi Ratna Manggali, putri semata wayang Calonarang!"

Itu merupakan strategi, karena Mpu Barada tahu betul cikal bakal penyebab kemarahan Calonarang. Ia berharap dengan pernikahan tersebut dapat membuat Calonarang berhenti menebar teror.

Harapan itu benar terjadi. Si Mbok Calonarang gembira mengetahui ada pemuda yang melamar putrinya. Apalagi pemuda bernama Bahula itu memiliki wajah tampan dan badan gagah perkasa. Maka, diadakanlah pesta pernikahan besar-besaran, selama tujuh hari tujuh malam.

Ratna Manggali dan Bahula pun merasa bahagia, karena mereka diam-diam memang saling mencintai. Pasangan mempelai yang cukup ideal.

Setelah pesta selesai, Bahula mulai menjalankan tugas rahasia dari gurunya, yakni mengorek rahasia kesaktian Calonarang.

Di saat menjekang malam yang tenang, Bahula bertanya kepada istrinya, "Dinda, mengapa Si Mbok bisa sangat sakti mandraguna?"

Ratna Manggali menjelaskan bahwa Si Mbok memiliki kitab pusaka, kitab sihir. Melalui kitab tersebut, ia bisa memanggil Betari Durga. "Kitab itu tidak bisa lepas dari tangan Si Mbok," ujar Ratna, "Sebab kitab itu merupakan sumber utama kekuatannya!"

Mengetahui hal tersebut, Bahula segera mengatur siasat untuk mencuri kitab tersebut. Pada tengah malam, ia menyelinap ke kamar Calonarang dan mencuri kitab yang dijadikan alas bantal. Suatu tindakan yang nekad dan amat berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun