Komitmen .....
Banyak pertanyaan yang mungkin pernah disampaikan kepada kita terkait komitmen.
Apa komitmen Anda terhadap lembaga tempat Anda bekerja? Sejauh mana komitmen kalian terhadap aturan yang kita sepakati bersama? Bagaimana sepasang suami istri berkomitmen menjaga keutuhan keluarga?
Dan ada banyak ragam pertanyaan lain yang dikontekskan dengan komitmen yang mengikat diri kita dengan suatu lembaga atau komitmen kita dengan orang lain. Atau, mungkin juga komitmen terhadap diri kita sendiri.
Komitmen menjadi "perekat dan penguat rasa" ketika kita meregulasi diri atau ketika kita berada dalam laku interaksi antarmanusia, seperti dalam hubungan percintaan, hubungan pertemanan, hubungan antarindividu dalam organisasi, dan berbagai bentuk interaksi sosial lainnya.
Sebagai sebuah keputusan dan tindakan (dan mungkin juga pilihan), komitmen tidak hanya mencerminkan keinginan untuk tetap bertahan atau mempertahankan sesuatu, tetapi juga menjadi daya penggerak ketika ingin menggapai cita-cita dan tujuan yang lebih besar.
Bicara tentang komitmen, saya kemudian teringat dengan salah satu pembahasan dalam ilmu Fisika ketika saya SMA dulu, tentang konsep momentum. Kita bisa menganalogikan bagaimana komitmen bekerja dalam kehidupan manusia melalui konsep momentum dalam Fisika. Definisi momentum dalam fisika adalah besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerak yang dihitung dengan rumus p = mv. Momentum bersifat sebanding dengan massa dan kecepatan benda, serta arahnya sama dengan arah kecepatan tersebut. Artinya, semakin besar kecepatan suatu benda, semakin besar pula momentumnya.
Konsep tersebut sejalan dengan cara komitmen "bekerja" dalam kehidupan kita. Jika "massa" dapat dianalogikan sebagai nilai, keyakinan, atau pengalaman yang memberikan bobot pada komitmen, maka "kecepatan" adalah daya juang atau kesungguhan tindakan yang dilakukan berdasarkan komitmen tersebut. Kombinasi keduanya menciptakan "momentum" dalam kehidupan individu maupun kelompok, sebagai daya dorong yang memungkinkan terwujudnya sebuah perubahan.
Momentum juga relevan ketika dikaitkan dengan momen. Dalam kehidupan sehari-hari, momen adalah peristiwa atau keadaan yang menjadi musabab untuk lahirnya sebuah komitmen. Seperti dalam fisika, dorongan eksternal dapat meningkatkan momentum suatu benda. Jika dianalogikan dalam konteks kehidupan, maka momen dalam hidup sering kali menjadi titik balik yang memungkinkan seseorang mengambil keputusan yang besar. Sebagai contoh, krisis dan konflik ketika berinteraksi dengan individu/kelompok lain atau tantangan perubahan besar dalam sebuah organisasi atau lembaga, dapat menjadi momen yang memicu seseorang untuk berkomitmen lebih dalam lagi.
Namun, satu hal yang penting untuk diingat :
Tempus fugit; waktu terus berlalu dan momen yang terlewat tidak dapat dikembalikan.