Mohon tunggu...
Trifena Ragelita
Trifena Ragelita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saat ini saya adalah seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikap Intoleransi Masyarakat dalam Isu Pindah Agama

12 November 2021   00:16 Diperbarui: 12 November 2021   00:20 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam budaya, suku, agama, dan juga bahasa. Perbedaan dan keragaman ini menjadi nilai yang khas di Indonesia. Bahkan banyak negara lain yang mengagumi keragaman di Indonesia, serta mengagumi bagaimana masyarakat di Indonesia dapat saling menghargai akan adanya perbedaan dan keragaman. 

Keragaman agama dan kepercayaan di Indonesia juga diakui berdasarkan undang-undang nomor 1 tahun 1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. 

Sebagaimana tercantum dalam pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945, Indonesia juga merupakan negara yang mewajibkan warganya untuk memiliki atau memeluk satu dari agama-agama yang diakui negara. Keragaman agama dan juga kepercayaan di Indonesia memang sering dikagumi oleh negara lain, namun juga sering menjadi pemicu konflik dalam negeri. 

Hidup dalam negara yang memiliki beraneka ragam kepercayaan, dibutuhkan sikap toleransi yang kuat agar masyarakat dapat saling menghargai dan juga hidup rukun. Menurut Tillman (2004:95), toleransi adalah saling menghargai, melalui pengertian dengan tujuan kedamaian. Toleransi adalah metode menuju kedamaian. Toleransi disebut sebagai faktor esensi untuk perdamaian. 

Toleransi beragama adalah sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan agama yang ada dalam kehidupan. Melihat pengertian ini dan bagaimana kondisi keberagaman di Indonesia, maka penting sekali bagi setiap masyarakat untuk meningkatkan dan menumbuhkan nilai toleransi. Di sisi lain, perbedaan agama dan kepercayaan masih terus menjadi pemicu konflik dan perselisihan antar umat beragama. 

Salah satu penyebab yang dapat dilihat adalah masing-masing memegang agama terus merasa bahwa keyakinannya adalah yang paling benar dan berusaha memaksakan konsep-konsep agamanya kepada orang lain yang berbeda keyakinan dan kepercayaan dengan mereka. Isu ini nampaknya masih sangat sering terlihat dan terjadi di kalangan masyarakat, namun terdapat isu dan fenomena lain tentang agama yang menyebabkan sikap intoleransi di kalangan masyarakat, yaitu fenomena pindah agama.

Fenomena Pindah Agama

Fenomena pindah agama akhir-akhir ini menjadi topik yang sering diperbincangkan oleh masyarakat, dan menjadi topik lain yang memicu konflik antar umat beragama. Seperti yang dapat dilihat, banyak masyarakat di Indonesia menilai bahwa agama adalah nilai penting dalam hidup seseorang. 

Seringkali masyarakat Indonesia juga melihat seseorang berdasarkan agama, dan berani mengomentari kepercayaan yang dianut oleh orang lain. Sebagai contoh yang dapat kita lihat adalah fenomena pindah agama di kalangan artis. 

Arti sendiri mendapat banyak pandangan dan penilaian mengenai karya yang diberikan, maupun dalam kehidupan sehari-hari mereka. Fenomena pindah agama di kalangan artis selalu mendapat sorotan, pandangan, dan penilaian masyarakat. Dan seringkali penilaian yang diberikan adalah penilaian negatif dan menghakimi. Masyarakat Indonesia dapat dengan mudahnya memberikan komentar jahat dan dapat juga mengajak orang lain untuk memberikan komentar kebencian. 

Seolah-olah pindah agama di kalangan artis adalah kejahatan yang harus diberikan sanksi. Komentar itu kadang tidak hanya berhenti di artis yang bersangkutan, namun juga sering menyerang keluarga dan karya yang diberikan. Sungguh miris melihat bagaimana masyarakat di Indonesia yang seharusnya dapat saling menghargai dan hidup rukun antar umat beragama, namun justru memberikan sikap intoleransi dan menghakimi antar umat beragama. 

Intoleransi terhadap individu yang berpindah agama tentu menyimpang dari Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat 1 dan 2 yang memperjelas bahwa negara Indonesia sangat serius memberikan hak kebebasan beragama untuk setiap warga negara. Berlainan dari Undang-Undang tersebut keadaan yang sesungguhnya terjadi adalah masyarakat justru menghakimi kebebasan yang dimiliki individu.

Cara yang dapat diberikan masyarakat terhadap isu atau fenomena yang terjadi

Menghadapi fenomena tersebut lalu bagaimana sikap atau respon yang seharusnya kita berikan antar umat beragama dan sikap yang dapat kita berikan mengenai individu yang berpindah agama? Pertanyaan ini dapat menjadi dasar awal yang dapat membangun rasa saling menghargai dan mengurangi konflik antar umat beragama. 

Seperti yang sudah dijelaskan di awal tulisan, sikap pertama yang harus kita miliki sebagai masyarakat Indonesia yang tinggal di negara yang memiliki beraneka ragam budaya, suku, agama, dan budaya adalah menumbuhkan rasa toleransi. Toleransi di sini berbicara mengenai sikap saling menghargai, walau tidak harus menjadikan nilai orang lain ke dalam dirinya. 

Sikap toleransi ini dapat menjadi dasar dan fondasi yang kuat untuk menciptakan hidup saling menghargai dan rukun antar umat beragama. Selanjutnya, sikap yang dapat kita berikan untuk menghindari konflik yang terjadi mengenai isu pindah agama di kalangan artis adalah menjaga atau menahan komentar yang akan kita berikan terhadap hidup orang lain. 

Sangat baik jika kita dapat kembali berpikir mengenai bagaimana konsekuensi yang akan kita dapatkan, dan pada orang yang akan kita berikan komentar, jika kita memberikan komentar jahat atau kebencian. Dapat dikatakan kita harus dapat memposisikan diri kita menjadi orang lain yang akan kita komentari. Hal ini dapat pula membantu kita untuk tidak memberikan komentar kepada kehidupan pribadi orang lain. 

Terakhir, yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan rasa toleransi adalah mengetahui bahwa setiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih. Seperti pada Undang-Undang Dasar yang telah disebutkan dalam tulisan, bahwa masyarakat Indonesia memiliki kebebasan untuk memilih kepercayaan yang ingin dipegang. 

Memiliki dasar pemikiran ini, dapat membantu kita untuk lebih fokus pada diri sendiri dan tidak menilai orang lain berdasarkan apa yang mereka percayai. Hal-hal tersebut yang dapat penulis berikan untuk mencegah masyarakat memberikan sikap intoleransi terhadap isu atau fenomena pindah agama. 

Sebagai kesimpulan, benar bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki aneka ragam budaya, suku, agama, dan bahasa yang menjadi khas di negara Indonesia. Namun pada keragaman agama, seringkali menjadi dasar pemicu konflik antar umat beragama. Salah satu fenomena yang terjadi adalah pindah agama di kalangan artis. 

Seringkali respon yang diberikan masyarakat mengenai isu tersebut adalah memberikan komentar jahat yang menghakimi dan memusuhi individu yang pindah agama. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, penulis memberikan berbagai cara yaitu menumbuhkan nilai toleransi, menahan komentar yang akan diberikan pada orang lain, dan mengetahui adanya kebebasan pada masing-masing individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun