Hosabi Kasidi 83 -- Perwira Roma
    Jika ada satu peristiwa, ditulis oleh dua penulis berbeda, gaya dan redaksi menulis juga berbeda bahkan detail peristiwa juga dinarasikan secara berbeda pula, mana yang paling akurat, mana yang paling tepat? Jika akurat dan tepat yang dimasalahkan maka menurut Kasidi diperlukan referensi lain sebagai pembanding tetapi jika esensi yang dipentingkan, dan esensi kedua narasi itu sama hanya rincian kejadian yang berbeda, ya fokus saja pada esensinya dan itulah yang harus dilakukan.
Lalu bagaimana dengan bagian yang disebut oleh satu penulis tetapi tidak oleh yang lain? Bagian yang itu juga perlu diperhatikan secara khusus. Simak peristiwa berikut ini, tulisan dua penulis berbeda, rincian berbeda, dan boleh dipahami apa esensinya, apa intinya.
'Ketika Tuhan masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Tuhan berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."'
'Setelah Tuhan mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."'
'Lalu Tuhan berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.'
Bandingkan catatan ini dengan peristiwa yang nyaris sama tetapi ditulis oleh penulis yang lain.
'Setelah Tuhan selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Tuhan, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Tuhan dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." Lalu Tuhan pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah  Tuhan mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.'
Peristiwa nyaris sama yang beda adalah perwira itu diceritakan datang sendiri menghadap Tuhan pada tulisan yang pertama sedangkan pada tulisan yang kedua pada awalnya perwira meminta bantuan tua-tua Yahudi agar memohon pada Tuhan menolong hambanya yang sakit keras dan hampir mati, meskipun pada akhirnya dia menemui Tuhan sendiri. Yang diucapkan sama, dan ucapan yang hebat itu dipuji oleh Tuhan sebagai iman yang luar biasa yang belum pernah sebelumnya ditemukan di antara orang Yahudi.
Yang menarik adalah catatan yang diberikan oleh penulis yang satu dan tidak ditulis oleh penulis yang lain: 'Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.'
Apa maksud Tuhan menambahkan yang di atas ini? Bukankah ucapan ini menggetarkan hati mereka yang paham? Bukankah ini sama dengan peringatan bahwa bangsa lain, dalam hal ini orang Romawi, sangat percaya pada Tuhan sedangkan orang Yahudi justru tidak atau banyak yang tidak? Apakah ini  bukan sebuah ironi yang dahsyat dan menggetarkan? Yang dituju tidak percaya justru bangsa lain yang percaya? Bukankah bangsa lain itu yang akan menghadiri Perjamuan Tuhan sedangkan bangsa yang diundang khusus oleh Tuhan justru tidak akan masuk ke perjamuan itu?
Yah mau apalagi karena tampaknya memang akan begitu dan Tuhan menyampaikan hal semacam ini tidak hanya sekali tetapi berkali-kali. Maka dari itu segeralah percaya, segeralah total percaya, kata Kasidi, sebab kalau tidak jangan heran jika bangsa lain, kelompok lain, yang akan mengikuti perjamuan abadi Tuhan, sedangkan kita akan dihukum. Yang diundang tidak datang, yang tidak diundanglah yang akan dipaksa untuk masuk dan mengikuti perjamuan abadi Tuhan. Ironis, bukan? (sda/tbs-29062024-hvk83-087853451949)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H