Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Kontemporer: Sengketa Padang Rumput

18 Maret 2021   09:28 Diperbarui: 18 Maret 2021   09:45 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: tangkapan layar dari youtube/KevinOilPanting

"Wah, celaka benar Bayeman itu, pak!" kata mereka. "Kami diusir dari padang rumput. Ketika mencoba melawan, mereka mengeluarkan golok. Bahkan ada yang membawa tombak. Karena tidak membawa senjata, kami mengalah tetapi kalau begini terus, bagaimana nasib ternak kami?"

Pak Somad menggigit bibir keras-keras. Penduduk Bayeman menghina dan memandang sebelah mata dirinya.

Semua ini dimulai seminggu yang lalu tanpa dia mengerti alasannya. Mengapa baru sekarang penduduk Bayeman berniat menguasai padang rumput yang sama sekali bukan miliknya, sekali pun padang itu juga  bukan milik desa Tanggora. Selama ini padang yang selalu hijau sepanjang waktu itu, menyediakan makanan untuk ternak milik penduduk Bayeman maupun milik penduduk Tanggora.

Tak pernah sekali pun mereka merasa kekurangan rumput betapa pun banyak ternak yang makan. Jadi mengherankan jika penduduk Bayeman berusaha menguasai padang rumput. Untuk apa? Toh dipakai bersama tidak pernah kekurangan lalu mengapa harus menguasai semua yang cuma menimbulkan perselisihan dan permusuhan?

Pak Somad memang tidak habis mengerti. Itulah sebabnya dia memutuskan mendatangi Mursidi, Kepala Desa Bayeman, malam nanti. Paling tidak untuk minta keterangan dan syukur jika bisa menyelesaikan masalah ini.

Belum sempat malam tiba, tiga warga desa kembali mendapat gangguan.

 "Memang terlalu tindakan mereka!" pak Somad berkata pada tiga laki-laki di depannya. "Sebelum ini mereka mengusir ternak mereka, termasuk ternakku juga!" Pak Somad menunjuk pada empat laki-laki, penduduk desanya yang lebih dulu datang untuk melapor.

"Sebenarnya apa sih maksud mereka, pak?" tanya salah satu dari tiga orang yang datang belakangan. "Apakah mereka khawatir kekurangan rumput? Padang itu selalu hijau sepanjang waktu. Mereka boleh mengambil rumput sesukanya, tentu cukup tetapi nyatanya ..."

"Ya, aku sendiri heran dengan tindakan orang-orang Bayeman. Itulah sebabnya, nanti malam aku akan datang menemui kepala desa mereka dan mencoba menanyakan apa alasan di balik tindakan ini!"

"Tanyakan sampai jelas, pak!" yang lain nimbrung. "Jangan biarkan mereka bertindak seenak perutnya!"

Pak Somad mengangguk-angguk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun