Tentu saja Tanto menggeleng tanda tidak tahu.
"Sesosok mayat wanita tua. Tetapi belum sempat bertanya, apa dan siapa dia, gadis itu sudah lebih dulu menerangkan bahwa yang meninggal itu adalah neneknya. Dalam pesannya yang terakhir, pada cucu satu-satunya ini, nenek itu mengatakan bahwa jasadnya baru boleh dikubur kalau ada seorang pria datang ke tempat itu. Selanjutnya dia harus ikut pria itu, menunggu sampai ada orang yang mau menyuntingnya."
"Semuanya benar-benar serba kebetulan, dan bapak ... tak ada pilihan lain kecuali melaksanakan apa-apa yang rupanya telah di gariskan oleh Yang Mahakuasa. Begitulah cerita bapak, nak Tanto!" kata pak Sukri mengakhiri ceritanya.
"Di mana gadis itu sekarang, pak?" tanya Tanto.
"Dia di rumahku!" jawab pak Sukri.
Kisah berikutnya cukup jelas. Tanto adikku tidak cuma sekedar tertarik melainkan benar-benar jatuh hati karena Surti, gadis yang diceritakan dan ditemukan oleh pak Sukri, diboyongnya ke rumahku dan sekarang serumah denganku, dan tentu saja juga serumah dengan Tanto.
Puncak dari rasa tertarik Tanto dinyatakan ketika ia mendesakku untuk mengatakan pada Surti bahwa ia berminat untuk mengambilnya sebagai seorang istri. Sang Gadis Desa akhirnya mendapatkan suami. (R-SDA-19022021 - 087853451949)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H