Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Masa Depan: Narapidana Antariksa

13 Desember 2020   11:40 Diperbarui: 13 Desember 2020   12:17 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau begitu sekarang inilah anda mendapat tugas itu! Seorang astronout, yang sebelum ini dipenjarakan karena tindakan yang membahayakan keamanan negara, berhasil meloloskan diri dari penjara khususnya dan sialnya, dia berhasil mencuri pesawat Antariksa mini dan melarikan diri. Nah, tugas Kolonel untuk mengejar dan membekuk astronout tersebut."

Presiden diam sejenak kemudian melanjutkan:

"Hidup atau mati tugas ini harus terlaksana. Beberapa dokumen yang dibawa Astronout tersebut sangat penting dan pasti akan menimbulkan gejolak kalau sampai diketahui oleh beberapa negara yang selama ini berselisih dengan negara kita."

Kembali Presiden berhenti sejenak. Ruangan sejenak hening. Kolonel Himawan menunggu.

"Nama negara kita juga ikut tersangkut dalam dokumen itu. Perang mungkin akan pecah kalau dukomen itu jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab. Jadi, temukan dan tangkap orang tersebut. Kalau tidak berhasil menangkapnya hidup-hidup, anda diberi wewenang dan kuasa penuh untuk menghancurkannya. Instruksi ini jelas, Kolonel?"

"Jelas, bapak Presiden!" jawab Kolonel Himawan agak tergagap.

"Bagus! Kutunggu berita darimu dan kuingin cuma berita baik yang kau kirimkan. Jangan kecewakan aku, Kolonel! Selamat bertugas!"

Presiden menunggu sejenak sebelum akhirnya meletakkan telepon.

"Mudah-mudahan Kolonel Himawan tidak mengecewakan kita!" gumam Presiden sambil bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruangan. Tinggal Jenderal Hartoyo dan pejabat-pejabat dari Lembaga Antariksa Nasional yang masih tergugu heran.

Mimpi pun mereka tidak pernah menyangka akan ada kejadian seperti ini. Memburu seorang narapidana di Angkasa Luar. Kolonel Himawan pun tidak pernah mimpi kalau pada suatu ketika nanti dia akan mendapat tugas seperti ini. Tetapi tugas dan perintah telah diberikan, bahkan langsung oleh pimpinan tertinggi negeri ini. Apalagi yang bisa dikerjakan kecuali melaksanakan sebaik mungkin?

Perhatian Kolonel Himawan kembali tenggelam pada panel instrumen di depannya. Dia sekarang harus mengerahkan segenap kemampuannya melaksanakan tugas. Memburu dan menangkap seseorang di Antariksa jelas bukan pekerjaan mudah. Benar-benar sangat tidak mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun