Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Masa Depan: Narapidana Antariksa

13 Desember 2020   11:40 Diperbarui: 13 Desember 2020   12:17 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.artmajeur.com/en/andriymarkivart/artworks/11892449/space-girl

Laporan semacam itu akan diulang sampai lima atau enam kali oleh Kolonel Himawan, mengingat waktu pelaksanaan misi yang sebenarnya masih satu jam. Sekarang sudah berlalu sepuluh menit.

"Amati terus menerus instrumen pesawatmu, Kolonel!" Jenderal Gananto memberi peringatan semacam itu untuk kesekian kalinya. "Kau tahu, laporan darimu sesegera mungkin kulaporkan langsung ke istana. Nanti kalau Presiden berkenan, semua hubungan dari Bumi ke pesawatmu akan disambungkan ke pesawat telepon di istana. Atau tepatnya, semua instruksi secara langsung akan diberikan oleh istana. Kami di sini memang bisa mendengarkan semua perintah itu, juga mencatat dan menganalisisnya tetapi ingat Kolonel, cuma itu! Kami tidak diberi wewenang untuk mengoreksi apalagi mengubah perintah tersebut. Jadi semuanya tergantung sepenuhnya pada presiden dan dirimu. Kau paham?"

Di layar televisi terlihat Kolonel Himawan mengangguk.

"Paham Jenderal!" kata Kolonel Himawan sesaat kemudian.

"Kutunggu laporanmu sepuluh menit kemudian, sementara ini aku akan meneruskan laporanmu ke istana kepresidenan!"

Sesaat kemudian jalur komunikasi kosong. Kolonel Himawan dengan dua rekannya sibuk mengamati dan memeriksa fungsi semua instrumen. Sedangkan Jenderal Gananto, seperti katanya tadi, memberi laporan langsung pada istana kepresidenan.

Di istana kepresidenan.

Presiden, para staf kepercayaan, terutama  pejabat penting dari Lembaga Antariksa Nasional, juga Jenderal Hartoyo yang tadi oleh Jenderal Gananto disebut-sebut sebagai orang yang mungkin tahu rencana misi rahasia ini, juga ada di sana.

Jenderal Gananto selesai melapor.

Presiden sebagai Panglima Tertinggi menatap Jenderal Hartoyo. Jenderal Hartoyo balas menatap Presiden dengan pandangan penuh arti.

"Bagaimana?" tanya Presiden pada Jenderal Hartoyo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun