Mohon tunggu...
Tribar Suru
Tribar Suru Mohon Tunggu... -

manusia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untukmu Perempuanku

1 Maret 2018   20:46 Diperbarui: 1 Maret 2018   20:50 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengarlah suara subuh

Anak-anak Tuhan bernyanyi begitu merdu

Bukalah jendela kamar kita

Bersama angin bangunkan aku

Lalu kita bergegas menjumpa Tuhan

Kau dibelakangku

Saling mendo'a

Berkasih-kasih, berkeluh, meminta, bersyukur

Sebelum fajar merekah

Mungkin aku akan sedikit bermanja

Atau mungkin kau akan sedikit bermanja

Di meja makan ceritakan segala duniamu

Dan tawa kecilmu, seduh ia bersama kopi untukku

Sebab kau adalah kekuatan paling nyata

Sebab kau adalah penentu hariku

Jika disela obrolan, diam-diam aku berhitung

Sampai dimana?

Berapa banyak cinta untuk berapa banyak manusia untuk manusia lainnya?

Berapa banyak dendam untuk berapa banyak manusia serakah?

Atau berapa banyak kebaikan untuk bumi manusia hari ini?

Maka maafkan aku Perempuanku

Tapi kurasa kau akan mengerti

Sebab aku kau

Selagi menungguku pulang

Sepertiku, lakukanlah banyak hal yang kau suka

Mungkin membagi pengetahuan dunia

Mungkin merawat anak-anak Bangsa

Mungkin mengagitasi kaum kita

Mungkin menyebar damai agama

Mungkin merawat tanaman disamping rumah

Atau mungkin pula menikmati rindu untukku saja

Kupercayakan padamu Perempuanku

Tak akan lama

Salah satu kita pasti akan dikalahkan rindu,

ini akan membiasa

Mungkin butuh dikabarkan, atau sebentar jumpa

Mungkin aku akan sedikit bermanja

Atau mungkin kau akan sedikit bermanja

Selepas itu,

Biarkan kumenuju kembali pada pertarungan tak berujung

Bersama petani, bersama buruh, bersama mereka yang sama dipaksa tergesa-gesa oleh kota

Bersama rakyat kolong membentengi atau menelanjangi rumus-rumus semu manusia-manusia serakah

Kami bersama Tuhan

Melangkahkan firmannya

Menjadi rahmat segala

Kami bersama Semesta

Menggerakkan segala

Kami bersama kata-kata

Membisingkan segala

Meneduhkan segala

Kami bersama butiran makna tak terhingga

Biarkan aku menikmati ini perempuanku

Sebab kita telah sepakat

Darahku merah seperti lainnya

Namaku tidak dibawah diketiak siapapun

Dan tentu, kesejahteraan adalah milik bersama

Biarkan aku menjadi mercusuar dunia, menuruti kata hatiku, menyinari seisi dunia

Jangan khawatir, aku akan pulang, akan selalu pulang

Merasakan segala teduh kau beri

Bisikkan cerita sederhanamu

Peristrahatan ambisiku

Redahkan amarahku

Bersamamu Perempuanku

Memejamkan mata

Menghirup udara senikmatnya

Merangkul indah dunia

Peluk aku, peluk aku

Melupakan misi-misi titipan Tuhan

Ajak aku

Berjalan menuju tak bergerak

Menikmati ketiadaan waktu

Aku akan bermanja

Kau akan bermanja

Sampai Tuhan melesatkanku kembali

Sebagai satu diantara sedikit peluru

Menembus ribuan pertarungan

Memenangkan kawan, menenangkan lawan --jika mungkin--.

/Rongkong, 26 Februari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun