Dengarlah suara subuh
Anak-anak Tuhan bernyanyi begitu merdu
Bukalah jendela kamar kita
Bersama angin bangunkan aku
Lalu kita bergegas menjumpa Tuhan
Kau dibelakangku
Saling mendo'a
Berkasih-kasih, berkeluh, meminta, bersyukur
Sebelum fajar merekah
Mungkin aku akan sedikit bermanja
Atau mungkin kau akan sedikit bermanja
Di meja makan ceritakan segala duniamu
Dan tawa kecilmu, seduh ia bersama kopi untukku
Sebab kau adalah kekuatan paling nyata
Sebab kau adalah penentu hariku
Jika disela obrolan, diam-diam aku berhitung
Sampai dimana?
Berapa banyak cinta untuk berapa banyak manusia untuk manusia lainnya?
Berapa banyak dendam untuk berapa banyak manusia serakah?
Atau berapa banyak kebaikan untuk bumi manusia hari ini?
Maka maafkan aku Perempuanku
Tapi kurasa kau akan mengerti
Sebab aku kau
Selagi menungguku pulang
Sepertiku, lakukanlah banyak hal yang kau suka
Mungkin membagi pengetahuan dunia
Mungkin merawat anak-anak Bangsa
Mungkin mengagitasi kaum kita
Mungkin menyebar damai agama
Mungkin merawat tanaman disamping rumah
Atau mungkin pula menikmati rindu untukku saja
Kupercayakan padamu Perempuanku
Tak akan lama
Salah satu kita pasti akan dikalahkan rindu,
ini akan membiasa
Mungkin butuh dikabarkan, atau sebentar jumpa
Mungkin aku akan sedikit bermanja
Atau mungkin kau akan sedikit bermanja
Selepas itu,
Biarkan kumenuju kembali pada pertarungan tak berujung
Bersama petani, bersama buruh, bersama mereka yang sama dipaksa tergesa-gesa oleh kota
Bersama rakyat kolong membentengi atau menelanjangi rumus-rumus semu manusia-manusia serakah
Kami bersama Tuhan
Melangkahkan firmannya
Menjadi rahmat segala
Kami bersama Semesta
Menggerakkan segala
Kami bersama kata-kata
Membisingkan segala
Meneduhkan segala
Kami bersama butiran makna tak terhingga
Biarkan aku menikmati ini perempuanku
Sebab kita telah sepakat
Darahku merah seperti lainnya
Namaku tidak dibawah diketiak siapapun
Dan tentu, kesejahteraan adalah milik bersama
Biarkan aku menjadi mercusuar dunia, menuruti kata hatiku, menyinari seisi dunia
Jangan khawatir, aku akan pulang, akan selalu pulang
Merasakan segala teduh kau beri
Bisikkan cerita sederhanamu
Peristrahatan ambisiku
Redahkan amarahku
Bersamamu Perempuanku
Memejamkan mata
Menghirup udara senikmatnya
Merangkul indah dunia
Peluk aku, peluk aku
Melupakan misi-misi titipan Tuhan
Ajak aku
Berjalan menuju tak bergerak
Menikmati ketiadaan waktu
Aku akan bermanja
Kau akan bermanja
Sampai Tuhan melesatkanku kembali
Sebagai satu diantara sedikit peluru
Menembus ribuan pertarungan
Memenangkan kawan, menenangkan lawan --jika mungkin--.
/Rongkong, 26 Februari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H