Mohon tunggu...
Tria Yuliana
Tria Yuliana Mohon Tunggu... Administrasi - triatria4199@gmail.com

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Harapan

31 Mei 2020   05:59 Diperbarui: 31 Mei 2020   05:55 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pagi yang cerah ini

Ku lihat mentari

Cahaya nya menembus jendela ku

Yang berderit ingin di bukak

Tetesan embun pagi mulai menghilang

Terpancar sinar matahari

Sebuah harapan baru 

Di mulai pagi ini

Sempat kan dalam ingatan

Pandangan optimis penuh harapan

Seperti menatap indahnya langit biru

Yang memberi kehangatan hati

Jiwa ku menggebu hari pun berlalu

Setiap derap pergerakan di hentikan 

Menyentak rasa rasa lenggang sanubari pada hari ini

Tak lama ibu membawakan sarapan pagi

Yaitu segelas susu dan roti

Agar semangat menjalani hari 

Dengan penuh senyuman

Ku bukak buku matematika ku 

Ku hitung hari hari libur yang telah ku lalui

Sambil ku belajar matematika

Tentang materi yang terakhir di pelaji waktu itu 

Covid 19 telah membatasi ku 

Bersekolah dan melakukan aktifitas seperti biasanya

Virus nya telah menyebar kemana-mana

Melampoi batas negara bahkan ke pelosok desa

Diriku terkurung dalam tempat yang sama 

Bekerja, beribadah,dan sekolah

Semuanya di lakukan di dalam rumah

Virus ini telah membuat ku belajar tanpa guru dan sahabat

Pasti semuanya akan berubah

Puasa dan lebaran kali ini pun terasa berbeda

Karena tidak bisa berkumpul dengan keluarga yang jauh

Di karenakan satu faktor yaitu covid 19

Gedung SMA Negeri 15 Palembang

Yang banyak orang menyebut nya 

Dengan sebutan Libelsberdiri di kota pempek dengan icon Ampera

Di sini lah 

Biasanya aku menuntut ilmu

Dengan rasa semangat,gembira,dan penuh tawa

Tampa beban sedikit pun

Kerinduan terhadap bangku sekolah

Teman teman dengan semua tingkah lakunya

Guru dan oapan tulis yang penuh coretan

Aku rindu semuanya

Melihat jalan sepi

Semua tempat sepi

Kini diri ini terkurung di rumah

Semua orang di muka bumi rindu hari hari seperti biasa

Memasuki gerbang babak ke lima

Covid 19 menggemparkan dan mewarnai dunia 

Dengan tuntunan cinta dan cintanya tak gentar hadapi 

Boleh jadi kiamat sudah Deket waktunya

Semuanya berawal dari Wuhan 

Kini sepanjang hari penuh dengan kehawatiran 

Di rasakan semua manusia di muka bumi ini

Tentunya diriku sendiri

Hamba tau ya Allah

Semua ini adalah teguran darimu 

Semua ini adalah peringatan darimu

Akan semua perbuatan perbuatan tercela manusia 

Berilah para ahli kemampuan untuk menemukan uang di cari obat atau vaksin

Sebagai mana janji mu ya Allah 

Bahwa semua penyakit yang kau turunkan itu ada obat nya

Karna kami rakyat biasa hanya bisa menunggu

Nasib baik penuh harapan 

Kita hanya bisa berdoa 

Semoga Allah memberikan jalan keluarnya 

Sekali lagi ya Allah harapan ku pagi ini

Segera lah angkat pandemik covid 19

Dari muka bumi ini 

Agar semua bisa berjalan seperti biasanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun