Aspek kognitif sangat penting untuk dikembangkan pada anak usia dini, kognitif dapat berarti pengetahuan yang luas, daya nalar, kreativitas (daya cipta), kemampuan berbahasa serta daya ingat.Â
Gabungan antara kematangan anak dengan pengaruh lingkungan disebut kognisi, dengan kognisi anak dapat memahami diri dan lingkungannya serta memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan seperti bermain balok, puzzle, leggo dan lain sebagainya dapat mengembangkan aspek kognitif pada anak.Â
Orang tua dan guru dapat menyediakan alat permainan dan membimbing anak bermain dengan cara yang menyenangkan bagi anak. Dalam hal ini, orang tua dan guru tidak memberitahukan cara melkukan permainan tersebut namun membantu anak secara bertahap dan hanya apabila diperlukan.
Baca juga : Implementasi Pembelajaran yang Berpijak pada Teori Kognitif - Humanistik
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan potensi anak melalui bermain adalah intensitas dan densitas permainan. Intensitas adalah dalam mengembangkan satu jenis kemampuan anak, anak perlu mengulang-ulang kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan jenis kemampuan tersebut agar dapat melekat dalam pikirannya.Â
Sedangkan densitas adalah kegiatan-kegiatan tersebut harus beragam agar anak tidak mudah bosan saat melakukannnya.
Seperti yang ada dalam tulisan saya minggu lalu bahwa setiap anak memiliki potensi dan bakat yang berbeda-beda.Â
Potensi dan bakat yang berbeda-beda ini menjadi satu keseluruhan yang utuh yang dimiliki oleh anak lebih dari satu bakat, jadi potensi dan bakat anak itu berkembang tidak dengan sendirinya namun lingkunganlah (orangtualah) yang berkewajiban untuk memberikan support dan stimulasi pada anak.
Baca juga : Jenis Bacaan Sangat Berpengaruh terhadap Fungsi Kognitif Otak
Dalam mengembangkan kognitif anak tentu memiliki metode yang bervariasi dan tentu dengan unsur yang menyenangkan. Diantara metode yang bervariasi tersebut adalah; bermain, bernyanyi, menari.
Pengembangan kognitif ini diarahkan pada berbagai tujuan, tujuan yang pertama untuk mengembangkan auditori yaitu kemampuan yang berhubungan dengan pendengaran anak misalnya dengan metode bernyanyi bersama dengan anak mendengarkan terlebih dahulu kemudian bernyanyi bersama, hal ini dapat mengembangkan kemampuan auditori.
Tujuan yang kedua, adalah mengembangan kemampuan visual anak yaitu berhubungan dengan anak melihat, mengamati, memperhatikan, menanggapi, dan persepsi anak terhadap lingkungannya. Kemampuan ini dapat dikembangkan melalui permainan mengelompokkan benda menurut ukuran,bentuk, atau warnanya juga dengan kegiatan yang lainnya.
Baca juga : Perkembangan Kognitif Anak dengan Ibu yang Tidak Pernah Mencicipi Bangku Sekolah
Tujuan yang ketiga, adalah mengembangan kemampuan taktil pada anak yaitu yang berhubungan dengan indera peraba. Kegiatan mengelompokkan benda-benda berdasarkan halus dan kasarnya tekstur pada benda tersebut dapat mengembangkan kemampuan ini. Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan adalah misalnya bermain di bak pasir, bermain dengan plastisin dan lain sebagainya.
Tujuan yang keempat adalah mengembangkan kemampuan kinestetik anak, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan kelancaran gerak tangan atau keterampilan tangan atau motorik halus yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak.Â
Finger painting atau melukis dengan jari merupakan salah satu cara yang dapat mengembangkan kemampuan ini. Adapun cara lain yang dapat dilakukan adalah menjiplak huruf-huruf geometri, melukis dengan cat air, menggambar, mewarnai dan lain sebagainya.
Tujuan yang kelima adalah mengembangkan kemampuan geometri yaitu berhubungan dengan konsep, bentuk dan ukuran. Tujuan yang keenam adalah mengembangkan kemampuan matematika. Tujuan yang ketujuh adalah mengembangkan kemampuan sains.
Begitu banyak tujuan dalam pengembangan kognitif anak usia dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H