Yuliana Wetuq adalah coordinator penjaga Hutan Lindung Wehea atau sering dikenal dengan Petkuq Mehuey. Menurut Yuliana, hutan lindung sangat penting sebagai identitas Adat Dayak Wehea, mereka tidak mau hutan dirusak sehingga menyebabkan terjadi banjir. "Kami perlu dukungan dari berbagai pihak agar hutan tetap terjaga dan penguatan kelembagaan masyarakat, termasuk dalam aspek risetnya", ungkapnya.
Masyarakat Wehea sangat mendukung kelestarian hutan Wehea. Yuliana mewakili warga Wehea mempunyai harapan Wehea tetap terjaga dan harapan Masyarakat Wehea sejahtera.
Multiusaha Kehutanan di Habitat Orangutan
Totok Suripto, Direktur BPPH Gunung Gajah Abadi (GGA), menyatakan bahwa pembangunan hutan produksi harus berasaskan kelestarian. "Keterlibatan dalam forum KEE banyak memberikan keuntungan bagi perusahaan, seperti survei orangutan dan penyusunan dokumen HCV yang dalam sertifikasi FSC menjadi salah satu indikator utama", ungkap Totok.
Lebih lanjut Totok menyatakan bahwa multiusaha kehutanan seperti karbon trade bagi BPPH menjadi usaha bisnis, mengingat beberapa perusahaan aksesibilitas pengangkutan log sudah sangat jauh dan kurang ekonomis lagi.
Beberapa wisatawan asing dan local sering mampir ke ekowisata GGA. Jasa lingkungan mulai dikembangkan dengan berkolaborasi dengan masyarakat adat terkait ekowisata (dikelola masyarakat Miau Baru). Program wisata akan dikaitkan dengan program bina desa pada tahun 2025 dan akan diadakan pelatihan pengelolaan wisata bagi masyarakat local.
Totok berharap, Forum Wehea-Kelay tetap berkembang dan lebih baik lagi dan berkerja secara landscape sehingga lebih kuat, serta pengembangan bioprospeksi dapat menggantikan produk kayu.
Bioprospeksi Tumbuhan Pakan Orangutan
Irawan Wijayakusuma, Dekan Fahutan Unmul, menyatakan bahwa Fahutan Unmul telah berkolaborasi dengan berbagai stakeholder memanfaatkan bioproduk pakan orangutan sebagai bioprospeksi, seperti sebagai anti-aging, anti-acne, dan bahan kosmetik.