Mohon tunggu...
Tri Atmoko
Tri Atmoko Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Satwa Liar

Pengalaman menelusuri hutan, berbagai pengetahuan alam dan satwa liar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Simbolisme Satwa pada Ukiran Dayak, Representasi Kosmologi dan Harmoni Alam

28 November 2024   04:43 Diperbarui: 28 November 2024   11:02 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok macan dahan pada patung Dayak yang seringkali salah dalam penggambarannya dalam bentuk harimau (Photo: Tri Atmoko)

Budaya Dayak, yang tersebar di pedalaman Kalimantan, memiliki warisan seni rupa yang kaya, salah satunya adalah tradisi pembuatan patung.

Seni patung suku Dayak tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetika, tetapi juga sebagai medium spiritual, simbolis, dan sosiokultural.

Patung-patung ini menggambarkan hubungan mendalam antara masyarakat Dayak dengan alam, leluhur, serta kepercayaan mereka.

Tradisi Pembuatan Patung dalam Masyarakat Dayak

Tradisi pembuatan patung dalam masyarakat Dayak telah ada sejak zaman prasejarah, seiring dengan perkembangan budaya mereka yang berpusat pada hubungan spiritual dengan alam dan leluhur.

Seni patung awalnya digunakan sebagai medium untuk berkomunikasi dengan roh-roh yang diyakini mendiami dunia ini.

Patung Dayak biasanya dibuat dari kayu ulin, yang dikenal karena kekuatannya dan dianggap memiliki kekudusan tersendiri.

Proses pembuatan patung melibatkan ritual khusus untuk meminta izin dari roh penjaga kayu. Tradisi ini menekankan pentingnya menghormati alam sebagai bagian integral dari kehidupan mereka.

Patung Dayak seringkali ditempatkan di depan rumah adat/rumah panjang suku Dayak (Sumber: Dok Pribadi)
Patung Dayak seringkali ditempatkan di depan rumah adat/rumah panjang suku Dayak (Sumber: Dok Pribadi)

Pembuatan patung Dayak melibatkan serangkaian langkah yang mencerminkan kepercayaan mereka:

- Pemilihan Bahan: Kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) dipilih karena daya tahan dan simbolisme spiritualnya. Pemilihan bahan sering disertai doa dan persembahan untuk meminta izin kepada roh penjaga hutan.

- Ritual Awal: Sebelum proses pembuatan dimulai, seorang pemahat sering mengadakan ritual untuk memohon perlindungan dan inspirasi dari roh nenek moyang.

- Teknik Pemahatan: Patung dibuat dengan teknik sederhana menggunakan alat tradisional seperti pahat dan parang. Meskipun demikian, detail ukiran menunjukkan keterampilan luar biasa para pengrajin.

- Penggunaan Pewarna Alami: Biasanya perwarnaa dilakukan pada gambaran atau ukiran sebagai aksesoris di rumah adat. Warna pada patung dan ukiran ornamen sering diperoleh dari bahan alami seperti getah pohon, tanah, dan tanaman, menciptakan estetika yang menyatu dengan alam.

Patung leluhur Dayak dengan simbol burung enggang yang menggambarkan keseharian orang yang digambarkan dalam patung (Photo: Tri Atmoko)
Patung leluhur Dayak dengan simbol burung enggang yang menggambarkan keseharian orang yang digambarkan dalam patung (Photo: Tri Atmoko)

Fungsi Patung dalam Kehidupan Masyarakat Dayak

Patung memiliki makna spiritual yang mendalam dalam budaya Dayak. Fungsi utamanya adalah sebagai perantara dengan dunia roh dan leluhur.

- Sebagai Media Pemanggilan Roh
Dalam kepercayaan Dayak, roh nenek moyang dianggap sebagai pelindung dan pembimbing. Patung yang dibuat untuk menghormati mereka sering ditempatkan di rumah panjang (lamin) atau di lokasi-lokasi keramat seperti kuburan.

- Patung Penolak Bencana
Beberapa patung dibuat untuk menolak roh jahat atau penyakit. Patung ini ditempatkan di pintu masuk desa atau rumah sebagai penjaga spiritual.

- Ritual Kematian
Dalam upacara kematian, patung sering digunakan untuk menghormati arwah orang yang telah meninggal. Patung ini kadang menggambarkan sosok orang yang wafat, melambangkan bahwa roh mereka tetap hadir dalam komunitas.

Selain fungsi spiritual, patung juga memainkan peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat Dayak.

- Simbol Identitas dan Status
Patung sering mencerminkan status sosial seseorang dalam masyarakat. Patung yang lebih besar dan rumit biasanya menunjukkan status tinggi atau penghormatan terhadap tokoh tertentu.

- Pusat Ritual Kolektif
Patung berfungsi sebagai pusat ritual bersama, seperti upacara panen, pernikahan, atau perayaan adat. Kehadiran patung memperkuat ikatan komunitas dan rasa solidaritas.

Menambahkan simbol monyet pada patung leluhur yang telah meninggal (Photo: Tri Atmoko)
Menambahkan simbol monyet pada patung leluhur yang telah meninggal (Photo: Tri Atmoko)

Patung juga memiliki nilai estetika yang kuat, menggambarkan keindahan dan keterampilan seni Dayak. Selain itu, patung berfungsi sebagai alat pendidikan:

- Pewarisan Nilai dan Tradisi
Patung digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai adat dan legenda kepada generasi muda, seperti pentingnya menghormati leluhur dan menjaga hubungan harmonis dengan alam.

- Rekam Sejarah Visual
Patung sering menceritakan kisah-kisah penting dalam sejarah suku Dayak, menjadikannya sebagai bentuk dokumentasi budaya.

Representasi Satwa dalam Seni Patung Dayak

Masyarakat Dayak sangat menghormati satwa sebagai bagian dari kosmologi mereka. Satwa yang tergambar dalam patung Dayak memiliki makna simbolis dan spiritual yang kaya.

Berikut adalah beberapa jenis satwa yang sering ditemukan dalam seni patung Dayak:

1. Burung Enggang

Burung enggang (rangkong) adalah simbol utama dalam budaya Dayak. Ia melambangkan kebijaksanaan, kekuatan, dan koneksi dengan dunia atas (dunia roh). Patung burung enggang sering digunakan dalam upacara adat untuk memohon berkah dari langit.

2. Buaya

Buaya melambangkan kekuatan dunia bawah dan sering dikaitkan dengan perlindungan spiritual. Patung buaya biasanya ditempatkan di dekat sungai untuk menjaga desa dari bahaya roh air.

Sosok macan dahan pada patung Dayak yang seringkali salah dalam penggambarannya dalam bentuk harimau (Photo: Tri Atmoko)
Sosok macan dahan pada patung Dayak yang seringkali salah dalam penggambarannya dalam bentuk harimau (Photo: Tri Atmoko)

3. Macan Dahan

Patung yang menggambarkan macan dahan sering mewakili keberanian dan kewaspadaan. Mereka melambangkan kekuatan yang harus dihormati dan ditakuti. Walaupun harimau tidak ditemukan di Pulau Kalimantan, namun orang Dayak seringkali menggambarkan macan dahan dalam sosok harimau.

4. Ular

Ular sering dilihat sebagai penjaga kebijaksanaan dan memiliki makna dualitas---baik pelindung maupun pembawa bahaya. Dalam seni patung, ular sering digambarkan melingkar di sekitar objek lain sebagai simbol kekuatan dan regenerasi.

5. Rusa dan babi hutan

Patung rusa melambangkan keanggunan dan hubungan harmonis dengan alam. Rusa juga sering dikaitkan dengan kesuburan dan kelimpahan dalam tradisi Dayak.

Simbol babi juga sering muncul dalam pahatan patung orang Dayak sebagai sumber penghidupan bagi mereka karena menjadi salah satu sumber protein penting dari hutan.

6. Satwa Liar Lainnya

Ikan sering muncul dalam patung yang ditempatkan di area dekat sumber air. Patung ikan atau satwa air lainnya melambangkan rezeki dan keberlanjutan hidup. 

Selain itu sosok satwa lainnya juga sering muncul di patung Dayak, terutama satwa yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat suku Dayak. Diantaranya anjing, trenggiling, burung, dan kerbau.

Sosok ular yang ditemukan dalam pahatan patung Dayak (Photo: Tri Atmoko)
Sosok ular yang ditemukan dalam pahatan patung Dayak (Photo: Tri Atmoko)

Makna Filosofis di Balik Representasi Satwa

Representasi satwa dalam seni patung Dayak bukan hanya refleksi lingkungan mereka, tetapi juga cerminan kosmologi dan filsafat hidup masyarakat Dayak:

- Harmoni dengan Alam
Setiap satwa yang digambarkan dalam patung mencerminkan nilai-nilai harmoni dengan alam. Masyarakat Dayak percaya bahwa manusia adalah bagian dari siklus kehidupan yang harus menghormati semua makhluk.

Dualitas Kehidupan
Satwa seperti ular dan buaya sering melambangkan dualitas dalam kehidupan: keberuntungan dan bahaya, rahmat dan ujian.

- Penghubung Antardunia
Satwa seperti burung enggang dan ular sering dianggap sebagai perantara antara dunia manusia, dunia roh, dan alam semesta.

Simbol anjing juga muncul dalam patung Dayak yang menunjukkan kedekatan dengan budaya Dayak terutama saat berburu (Photo: Tri Atmoko)
Simbol anjing juga muncul dalam patung Dayak yang menunjukkan kedekatan dengan budaya Dayak terutama saat berburu (Photo: Tri Atmoko)

Warisan dari Generasi ke Generasi

Seni patung masyarakat Dayak adalah cerminan mendalam dari kepercayaan, nilai, dan hubungan mereka dengan alam dan leluhur. Fungsi patung melampaui sekadar elemen estetika; ia adalah medium spiritual, simbol sosial, dan alat pendidikan budaya.

Representasi satwa dalam seni patung Dayak menunjukkan penghormatan mendalam terhadap keanekaragaman hayati dan kosmologi unik mereka.

Satwa seperti burung enggang, buaya, harimau, dan ular bukan hanya ikon alam, tetapi juga simbol kehidupan, kekuatan, dan kebijaksanaan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Budaya pembuatan patung Dayak mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan alam, menghormati leluhur, dan melestarikan tradisi sebagai bagian integral dari identitas kolektif.

Dalam dunia yang semakin modern, seni ini menjadi pengingat akan kebijaksanaan lokal yang tak ternilai dan kontribusinya terhadap warisan budaya dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun