Ikan sering muncul dalam patung yang ditempatkan di area dekat sumber air. Patung ikan atau satwa air lainnya melambangkan rezeki dan keberlanjutan hidup.Â
Selain itu sosok satwa lainnya juga sering muncul di patung Dayak, terutama satwa yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat suku Dayak. Diantaranya anjing, trenggiling, burung, dan kerbau.
Makna Filosofis di Balik Representasi Satwa
Representasi satwa dalam seni patung Dayak bukan hanya refleksi lingkungan mereka, tetapi juga cerminan kosmologi dan filsafat hidup masyarakat Dayak:
- Harmoni dengan Alam
Setiap satwa yang digambarkan dalam patung mencerminkan nilai-nilai harmoni dengan alam. Masyarakat Dayak percaya bahwa manusia adalah bagian dari siklus kehidupan yang harus menghormati semua makhluk.
Dualitas Kehidupan
Satwa seperti ular dan buaya sering melambangkan dualitas dalam kehidupan: keberuntungan dan bahaya, rahmat dan ujian.
- Penghubung Antardunia
Satwa seperti burung enggang dan ular sering dianggap sebagai perantara antara dunia manusia, dunia roh, dan alam semesta.
Warisan dari Generasi ke Generasi
Seni patung masyarakat Dayak adalah cerminan mendalam dari kepercayaan, nilai, dan hubungan mereka dengan alam dan leluhur. Fungsi patung melampaui sekadar elemen estetika; ia adalah medium spiritual, simbol sosial, dan alat pendidikan budaya.