Mohon tunggu...
Tri Atmoko
Tri Atmoko Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Satwa Liar

Pengalaman menelusuri hutan, berbagai pengetahuan alam dan satwa liar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengembalikan Marwah Guru Sebagai yang "Digugu lan Ditiru"

22 November 2024   07:00 Diperbarui: 22 November 2024   08:11 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring perkembangan zaman, peran guru mengalami perubahan drastis. Banyak faktor yang memengaruhi degradasi fungsi guru, baik dari sisi internal profesi maupun eksternal.

Guru modern dibebani oleh berbagai tugas administratif yang kerap mengurangi fokus mereka pada pembelajaran. Laporan, target, dan evaluasi berbasis angka sering kali menjadi prioritas dibandingkan hubungan personal dengan siswa. Guru berubah menjadi operator sistem pendidikan, kehilangan ruang untuk menginspirasi dan menjadi teladan.

Kemajuan teknologi memberikan akses informasi yang melimpah kepada siswa. Hal ini membuat guru bukan lagi satu-satunya sumber ilmu. Dalam kondisi ini, siswa cenderung lebih percaya pada "guru virtual" seperti Google atau YouTube daripada gurunya sendiri. Ketergantungan pada teknologi juga melemahkan interaksi personal antara guru dan siswa.

Nilai-nilai sosial masyarakat yang mengutamakan materi dan status membuat penghormatan kepada guru semakin luntur. Profesi guru dianggap kurang menjanjikan dibandingkan pekerjaan lain yang menawarkan penghasilan lebih tinggi. Akibatnya, pandangan masyarakat terhadap profesi ini menjadi kurang mulia.

Tidak semua guru mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Ada guru yang masih menggunakan metode konvensional yang kurang relevan dengan kebutuhan generasi digital. Sebaliknya, siswa yang tumbuh dalam dunia serba cepat sering kali memiliki ekspektasi tinggi terhadap pendekatan pengajaran yang interaktif dan inovatif.

Dampak Degradasi Fungsi Guru

Degradasi fungsi guru berdampak langsung pada kualitas pendidikan. Tanpa figur guru yang dihormati dan diteladani, siswa kehilangan arah dalam pembentukan karakter. Pendidikan hanya menjadi proses mekanis tanpa dimensi moral.

Jika guru tidak lagi menjadi teladan, siapa yang akan membimbing generasi muda? Dalam banyak kasus, anak-anak belajar dari media sosial yang penuh konten negatif. Kurangnya figur inspiratif membuat moral dan etika generasi muda menjadi semakin rapuh.

Degradasi fungsi guru juga memengaruhi martabat profesi ini. Guru yang kehilangan penghormatan dari siswa dan masyarakat cenderung kehilangan motivasi untuk memberikan yang terbaik. Hal ini menciptakan lingkaran setan yang merugikan pendidikan secara keseluruhan.

Mengembalikan Marwah Guru

Mengembalikan marwah guru sebagai yang "digugu lan ditiru" membutuhkan upaya kolektif dari berbagai pihak: pemerintah, masyarakat, guru itu sendiri, dan siswa. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun