Sisik Arapaima yang seperti baju zirah membuatnya sulit bagi predator lain untuk melukai mereka. Ketahanan kulit ini menarik perhatian para ilmuwan karena dianggap sebagai contoh evolusi perlindungan alami yang mungkin bisa diterapkan pada teknologi manusia, misalnya dalam bidang militer atau industri.
Arapaima sebagai Predator Puncak
Sebagai predator puncak di ekosistem Amazon, Arapaima memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan populasi mangsa dan spesies yang hidup di bawahnya dalam rantai makanan. Mereka biasanya memakan ikan-ikan kecil, krustasea, serangga air, dan bahkan burung kecil yang tak sengaja jatuh ke dalam air.
Dengan gigi tajam dan rahang kuat, mereka mampu menangkap mangsa dengan efisien dan cepat. Selain itu, ukuran tubuh yang besar membuat mereka tidak mudah menjadi mangsa bagi predator lainnya.
Kemampuan berburu mereka bukan hanya berdasarkan kekuatan fisik, tetapi juga pada kemampuan penginderaan yang baik. Arapaima diketahui memiliki kemampuan sensorik yang tajam, yang memungkinkannya merasakan getaran di air dan mendeteksi pergerakan mangsa, terutama di lingkungan yang keruh.
Konservasi dan Ancaman terhadap Arapaima
Dalam beberapa dekade terakhir, populasi Arapaima menghadapi ancaman yang semakin meningkat. Overfishing atau penangkapan berlebihan menjadi salah satu ancaman terbesar, terutama karena daging Arapaima yang memiliki nilai ekonomis tinggi di pasar internasional.
Permintaan terhadap dagingnya, yang lembut dan rendah tulang, membuat spesies ini sering kali ditangkap melebihi kapasitas reproduksinya. Selain itu, praktik perikanan yang tidak berkelanjutan dan ilegal telah mengakibatkan penurunan populasi Arapaima di banyak daerah di Amazon.
Sebagai respons terhadap ancaman tersebut dalam CITES jenis tersebut masuk dalam Appendix II, beberapa negara di Amazon telah menerapkan kebijakan konservasi dan peraturan ketat mengenai penangkapan dan perdagangan Arapaima (https://checklist.cites.org/).
Di Brasil, misalnya, telah diterapkan kuota penangkapan yang sangat ketat serta larangan penangkapan pada musim pemijahan untuk memberikan kesempatan bagi spesies ini untuk berkembang biak. Namun, pelaksanaan kebijakan ini sering kali menghadapi tantangan dari segi pengawasan dan penegakan hukum, terutama di wilayah yang sulit dijangkau.