Mohon tunggu...
Tri Atmoko
Tri Atmoko Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Satwa Liar

Pengalaman menelusuri hutan, berbagai pengetahuan alam dan satwa liar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Masjid Sultan Riau di Pulau Penyengat, Jejak Sejarah dan Warisan Islam di Kepulauan Riau

3 November 2024   04:54 Diperbarui: 3 November 2024   04:58 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu masuk ke ruang masjid utama (Photo: Tri Atmoko)

Pulau Penyengat, terletak di Kepulauan Riau, bukan sekadar pulau biasa di tengah lautan. Pulau ini menyimpan kekayaan sejarah Islam yang melekat erat dengan budaya Melayu dan kejayaan Kesultanan Riau-Lingga. 

Di antara berbagai situs bersejarah yang menghiasi pulau ini, Masjid Sultan Riau adalah salah satu yang paling menonjol. 

Kunjungan ke masjid ini tak hanya menawarkan pengalaman spiritual, tetapi juga membawa kita menyelami jejak kejayaan peradaban Islam di kawasan Nusantara.

Perjalanan Menuju Pulau Penyengat

Untuk mencapai Masjid Sultan Riau di Pulau Penyengat, perjalanan dimulai dari Tanjung Pinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Riau. Dari sini, pengunjung bisa menaiki perahu motor atau "pompong" yang membutuhkan waktu sekitar 15 menit menyeberangi lautan yang tenang. 

Perjalanan ini sendiri sudah membawa aura sejarah, mengingat Pulau Penyengat dulunya menjadi pusat politik, ekonomi, dan kebudayaan Melayu.

Sesampainya di pulau, kita disambut oleh suasana khas Melayu yang terasa sejak pertama kali melangkah. Deretan rumah kayu bercat cerah, perahu-perahu yang bersandar, serta senyuman hangat penduduk setempat menambah keakraban yang menyelimuti pulau ini. 

Dari dermaga, Masjid Sultan Riau sudah terlihat mencolok dengan warna kuning cerahnya yang ikonik.

Sejarah Masjid Sultan Riau

Masjid Sultan Riau dibangun pada tahun 1803 atas perintah Sultan Mahmud Syah III, penguasa Kerajaan Riau-Lingga. Masjid ini awalnya didirikan sebagai lambang kekuatan Islam dan pusat ibadah masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun